Selasa, 05 November 2013

SOAL UTS LEADERSHIP (SMT VII-C/MALAM)


KERJAKAN SOAL DI BAWAH INI DENGAN MENGISI KOLOM KOMENTAR !

Kasus 1 : Budiman Sebagai Manajer


Drs. Budiman telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Budiman bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, Budiman bertanya pada Drs. Pranoto, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Pranoto, menjawab bahwa dua telah mendengar secara informal melalui komunikasi bahwa para karyawan Budiman merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Budiman) menyatakan, "dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya berbuat seperti itu."

Pertanyaan kasus :
1.      Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Budiman ? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya ? Bandingkan motivasi bawahan Budiman sekarang dan dulu sewaktu di korpsnya ?.
2.      Konsekuensinya apa, bila Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya ? Apa saran saudara bagi perusahaan untuk merubah keadaan ?
3.      Jelaskan tentang konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian ?
----kerjakan sendiri, jika terdapat kesamaan jawaban maka akan saya batalkan keduanya-----
                          ---------------selamat mengerjakan---------------------

40 komentar:

  1. NAMA : KURNIAWATI
    NIM : 10.010.195
    SEMESTER : VII C

    JAWABAN :
    1. * Gaya Kepemimpinan Militeristik.
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya militeristik adalah pada kedisiplinnya, dalam gaya militeristik memiliki kedisiplinan yang tinggi.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam berkomunikasi dan bergaul dengan atasan karena pada militeristik segala sesuatu bersifat formal hingga dalam berkomunikasipun harus formal.
    • Motivasi bawahan Budiman dulu sewaktu di korpsnya lebih membara dibandingkan sekarang, karena mereka tidak merasa terkekang, mereka bekerja selayaknya pekerja yang masih memilki hati nurani.

    2. * Konsekuensinya :
    Jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka tujuan yang ditargetkan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman yang sudah tidak sanggup bekerja sama dengan seorang yang terlalu keras memerintah bawahan bahkan terlalu kaku terhadap bawahan.
    • Saran saya :
    Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, merubah yang sudah menjadi kebiasaan memang sulit, namun apa salahnya merubah demi kepentingan bersama, apabila dengan memiliki tujuan yang baik, Budiman harus lebih bisa menempatkan diri, Budiman harus lebih bisa menyadari bahwa perusahaan yang kini ditempati bukanlah seperti medan perang saat menjadi tentara dulu.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke – Indonesian :
    Pada dasarnya kepemimpinan nasional adalah kepemimpinan yang berlandaskan nilai – nilai Pancasila (kepentingan Pancasila).
    Kepemimpinan Pancasilaadalah bentuk kepemimpinan modern yang selalu menyumberkan diri pada nilai – nilai dan norma – norma Pancasila.
    Kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila – sila Pancasila mencapai untuk tujuan nasional.
    Kepemimpinan Pancasila adalah suatu perpaduan dari kepemimpinan yang bersifat universal dengan kepemimpinan Indonesia, sehingga dalam kepemimpinan Pancasila menonjolkan dua unsure, yaitu “Rasionalisme” dan semangat kekeluargaan”.
    Jadi ada tiga sumber poko kepemimpinan Pancasila, yaitu :
    1. Pancasila, UUD 1945, dan GBHN
    2. Nilai – nilai kepemimpinan universal
    3. Nilai – nilai spiritual nenek moyang.

    BalasHapus
  2. 1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam membangun komunikasi timbale balik karena terlalu formal dan bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang kaku tidak harmonis.
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi dalam militer adalah perintah, sedfangkan pada perusahaan yang sekarang tidak baik karena bawahan merasa terkekang dan tidak di manusiakan.

    2. a). Konsekuensinya :
    Dalam hal ini jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka target yang diberikan perusahaan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman sudah tidak merasa nyaman dan tidak bersemangat dalam bekerja.
    b). Saran saya :
    Sudah seharusnya seorang pemimpin dapat membentuk atau embuat suasana kerja yang nyaman bagi karyawan sehingga apa yang menjadi perintah dapat dikerjakan tanpa adanya unsure terpaksa. Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, yaitu dengan membangun komunikasi yang baik, yang mau mendengar keluhan serta masukan dari bawahan tanpa mengurangi prisip-prinsip kemimpinan dan prinsip-prinsip peraturan perusahaan tersebut.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke – Indonesian :
    Seorang pemimpin harus tahu nilai-nilai dasar Negara, norma-norma dan tentunya memiliki dasar hati nurani yang baik dan bijaksana.
    Di Negara kita tercinta ini, sangat dibutuhkan pemimpin yang Adil, jujur,tegas dan bijaksana. Tidak lagi dibutuhkan oleh Negara ini pemimpin yang hanaya pintar beretorika, atau hanya mengedepankan pencitraan belaka. Negara ini butuh pemimpin yang dapat mementingkan kepentingan bangsa dan Negara, pemimpin yang takut akan azab tuhan jika berbuat diluar ketentuan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, bukan pemimpin yang selalu sibuk meraup keuntungan sebesar-besarnya karena posisi yang strategis, atau pemimpin yang sibuk dengan kepentingan partainya saja.
    Harapan bangsa ini semoga kelak timbul pemimpin yang Adil, tegas dan bijaksana. Yang berani mengatakan siapkan peti mati untuk saya jika terbukti saya mementingkan keuntungan pribadi saya, siapkan peti mati untuk semua jajaran staf saya jika mereka terbukti memperkaya diri sendiri. Dan tentunya pernyataan tersebut didasari niat yang tulus dan siap menerima konseksuensinya, dengan demikian bangsa ini akan kembali jaya dan bermartabat.

    BalasHapus
  3. Nama : Dedy Kusnandar
    NIM : 10010092
    Kelas : VII C

    Jawaban :

    1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam membangun komunikasi timbale balik karena terlalu formal dan bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang kaku tidak harmonis.
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi dalam militer adalah perintah, sedfangkan pada perusahaan yang sekarang tidak baik karena bawahan merasa terkekang dan tidak di manusiakan.

    2. a). Konsekuensinya :
    Dalam hal ini jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka target yang diberikan perusahaan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman sudah tidak merasa nyaman dan tidak bersemangat dalam bekerja.
    b). Saran saya :
    Sudah seharusnya seorang pemimpin dapat membentuk atau embuat suasana kerja yang nyaman bagi karyawan sehingga apa yang menjadi perintah dapat dikerjakan tanpa adanya unsure terpaksa. Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, yaitu dengan membangun komunikasi yang baik, yang mau mendengar keluhan serta masukan dari bawahan tanpa mengurangi prisip-prinsip kemimpinan dan prinsip-prinsip peraturan perusahaan tersebut.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke – Indonesian :
    Seorang pemimpin harus tahu nilai-nilai dasar Negara, norma-norma dan tentunya memiliki dasar hati nurani yang baik dan bijaksana.
    Di Negara kita tercinta ini, sangat dibutuhkan pemimpin yang Adil, jujur,tegas dan bijaksana. Tidak lagi dibutuhkan oleh Negara ini pemimpin yang hanaya pintar beretorika, atau hanya mengedepankan pencitraan belaka. Negara ini butuh pemimpin yang dapat mementingkan kepentingan bangsa dan Negara, pemimpin yang takut akan azab tuhan jika berbuat diluar ketentuan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, bukan pemimpin yang selalu sibuk meraup keuntungan sebesar-besarnya karena posisi yang strategis, atau pemimpin yang sibuk dengan kepentingan partainya saja.
    Harapan bangsa ini semoga kelak timbul pemimpin yang Adil, tegas dan bijaksana. Yang berani mengatakan siapkan peti mati untuk saya jika terbukti saya mementingkan keuntungan pribadi saya, siapkan peti mati untuk semua jajaran staf saya jika mereka terbukti memperkaya diri sendiri. Dan tentunya pernyataan tersebut didasari niat yang tulus dan siap menerima konseksuensinya, dengan demikian bangsa ini akan kembali jaya dan bermartabat

    BalasHapus
  4. 1. Pemimpin yang bertipe militeristis, Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan,
    Gaya kepemimpinan dengan tipe militeristis yang artinya semua keputusan yang diambil merupakan keharusan dan kewajiban untuk dilaksanakan oleh bawahan.
    - Keuntungan dengan sistem tersebut adalah bila pemimpin mengambil keputusan yang bijaksana maka semua akan berjalan dengan tertib,rapi, dan tertata baik.
    - Kelemahan, dengan sistem kepemimpinan seperti itu sulit untuk dilaksanakan dalam kinerja suatu perusahaan karena dalam suatu perusahaan tersebut memiliki beragam bagian atau pekerjaan yang tidak sama.
    Lain hal nya dengan anggota militer yang selalu siap dengan sistem kepemimpinan seperti itu karna mereka di didik untuk wajib menjalankan semua perintah Atasan.
    - Motivasi sekarang dalam perusahaan terhadap karyawan yang budiman pimpin tidak bisa berjalan efektif karena karyawan merasa Budiman selalu mengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri.
    - Motivasi dulu dalam Korps nya berjalan efektif karena semua keputusan untuk bagian Budiman, dan semua bawahan mengharapkan Budiman berbuat seperti itu
    2. Konsekuensi apabila Budiman tidak merubah gaya kepemimpinannya, maka komunikasi antara budiman dan karyawan perusahaan tidak bisa berjalan dengan efektif, karena dengan kepemimpinan tersebut karyawan merasa tertekan dan terkekang oleh keputusan yang di ambil oleh Budiman, oleh sebab itu Budiman harus merubah gaya kepemimpinan tersebut dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk memberi masukan-masukan untuk memajukan perusahaan yang Budiman pimpin, dan tidak memaksakan kehendak Budiman terhadap karyawan perusahaan tersebut.
    - Saran saya untuk perusahaan, mengganti kepemimpinan yang di pimpin Budiman dengan pemimpin yang bisa bekerja dengan team yang bisa membangkitkan semangat karyawan untuk bekerja memajukan perusahaan, dengan adanya pemimpin yang baru maka komunikasi antar karyawan dengan atasan bisa berjalan dengan baik.


    Probo Trisantoso / 10010125 / VII-C

    BalasHapus
  5. 3. Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Pendekatan yang semestinya ditempuh para pemimpin nasional dalam meningkatkan dan mempertahankan ketahanan nasional adalah dengan kebijakan pemenuhan kebutuhan hidup rakyat melalui pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan ekonomi, pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat, serta kesehatan dan keamaan umum. Pada kondisi terpenuhinya hajat hidup orang banyak dengan mudah dan tersedia terjangkau setiap saat di semua tempat di nusantara, maka nasionalisme bangsa akan semakin menguat yang selanjutnya akan menjadi modal terbesar dalam mengeliminir keinginan disintegrasi bangsa.
    (kepemimpinan efektif), meliputi:
    - Menunjukkan perhatian kepada orang lain (rakyat), merespon terhadap kebutuhan mereka;
    - Berkonsultasi dan melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan;
    - Melakukan pertemuan dan komunikasi regular dengan seluruh elemen terkait untuk penentuan target, tujuan, pembagian tugas dan penilaian kinerja;
    - Menghadapi permasalahan dengan penuh tanggung-jawab;
    - Mendorong semua pihak (sektor swasta dan masyarakat) untuk bertindak dan bekerja atas inisiatifnya masing-masing;
    - Mengakui kerja keras dan komitmen orang lain;
    - Menggunakan informasi, pengetahuan dan pengalaman secara efektif untuk pengambilan keputusan;
    - Manajemen perencanaan proyek yang efektif;
    - Mencari cara peningkatan berkelanjutan di atas segala permasalahan dan hambatan yang ada;
    - Selalu siap menghadapi permasalahan yang sulit dan sensitif;
    - Menunjukkan semangat dan antusiasme yang tinggi;
    - Menyampaikan pertanggung-jawaban kepada rakyat tentang apa yang sudah dilakukan secara periodik, transparan dan akuntabel;
    - Gaya komunikasi yang langsung, terbuka, jujur;
    - Mendidik, melatih dan mengembangkan kemandirian anggota masyarakat sesuai dengan pengalaman dan potensinya;
    - Menunjukkan perilaku yang patut dicontoh; dan
    - Mempertimbangkan akibat sebelum bertindak.

    Probo Trisantoso / 10010125 / VII-C

    BalasHapus
  6. Nama : Djatmiko P.U
    Kelas : VII C
    NIM : 10010074

    Jawaban
    1. Gaya yang digunakan adalah otoriter.
    - keuntungan : dengan gaya yang diterapkan secara otoriter ini menurut saya keuntungan yang didapat adalah suatu keputusan yang diambil tidak bisa diganggu gugat dan tidak bisa dipengaruhi oleh yang lain,karena semua tonggak kekuasaan di pegang oleh satu tangan yang lebih mengerti,memang tidak bisa menjamin 100% berhasil namun suatu fakta bahwa dengan otorisasi yang diambil dapat mengatur semua element dibawahnya.
    - kekurangan : mungkin kekurangan untuk kepemimpinan otoriter ini adalah pada saat kekuasaan ini disalah gunakan,yang pasti berakibat merugikan yang lain dalam konteks soal ini adalah rekan kerja atau bawahan.

    2. Konsekuensi :mungkin mendapat protes dari bawahan atau mungkin mendapat perlawanan bahkan pemecatan jika kepemimpinan ini disalah gunakan dan kurang pas,atau bisa juga lebih kerja keras berusaha untuk meyakinkan rekan kerja untuk taat demi kepentingan perusahaan.
    - saran : menurut saya memamng dunia militer dan usaha tidak bisa dijadikan/dilihat menjadi satu ,untuk mengambil solusi antara kepemimpinan dan bawahan memang harus dirapatkan untuk mencari jalan tengah/solusi,saya sedikit setuju untuk kepemimpinan ini karena memang ada perusahaan melatih karyawannya masuk dalam pelatihan dunia militer atau brigif untuk melatih mental,fisik,semangat SDM.

    3. Pendapat saya tentang konsep kepemimpinan Indonesia kedepan adalah terlebih dulu memperbaiki SDM dan memilih orang-orang yang memang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi,karena secara tidak langsung jiwa nasionalisme yang tinggi memiliki jiwa yang ingin negara nya maju.Karena kalau hanya berfokus pada konsep,apapun yang diterapkan namun tanpa ditunjang dengan faktor-faktor di atas saya yakin sulit untuk berhasil,karena sebenarnya konsep yang sekarang sudah cukup bagus.

    BalasHapus
  7. 1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Militeristik adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana , menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya
    - keuntungannya ialah rasa disiplin akan dirasakan bawahan Budiman
    - kelemahannya yaitu bawahan Budiman akan merasa terkekang dalam hal berkomunikasi maupun menjalankan tugas jika tidak cocok menjalankan gaya kepemimpinan Budiman .
    Motivasi bawahan Budiman sewaktu di tentara akan merasa terpacu . Berbeda dengan bawahan di perusahaan , karena peraturan di tentara dan perusahaan jauh berbeda. Dan menjalankan tugas yang berbeda pula.
    2. Konsekuensinya perusahaan akan sulit dalan menargetkan tujuan . Karena bawahan budiman tidak merasa nyaman dengan gaya kepemimpinan Budiman. Karena tidak dapat mengeluarkan pendapat layaknya karyawan di perusahaan yang semestinya.
    - Saran saya yaitu merubah gaya kepemimpinan Budiman , karena gaya kepemimpinan Otoriter / militeristik tidak cocok untuk di gunakan dalam perusahaan , seperti yang saya jawab pada no 1 . peraturan di tentara jauh berbeda dengan perusahaan .Seharusnya perusahaan memiliki pemimpin yang berjiwa Demokratis / Democratic. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
    3. Konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian : yaitu kepemimpinan Pancasila

    Masyarakat indonesia adalah masyarakat majemuk, yang memiliki corak kebhinekaan, baik etnis, suku, budaya, maupun keragaman dalam polotik dan ekonomi. Karena hal itu, kerap menimbulakan pola pikir yang mementingkan kelompok atau primordialisme. Kondisi yang demikian menyebabkan masyarakat Indonesia secara umum, masih sulit mengadakan penyesuaian terhadap hadirnya nilai-nilai baru. Oleh karena itu, diperlukan sosok kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan keragaman tersebut dan dapat memadukan atau menggali inspirasi dari nilai-nilai luhur Nusantara dan nilai-nilai kamajuan universal, yang disebut dengan Kepemimpinan Pancasila.

    Dias Fajar Pratama / 10010132 / VII-C (malam)

    BalasHapus
  8. Nama : MITRA EKA WAHYUDIANTO
    NIM : 10010073
    Kelas : VII-C

    1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak nyaman dalam membangun komunikasi antara orang satu dengan orang yang lain, karena bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang disiplin dan tidak harmonis
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi akan membangun seseorang yang lebih baik lagi dan bawahan Budiman tidak mengulangi kesalahan itu lagi, sehingga perusahaan bisa memberi kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya

    2. * Konsekuensinya :
    Jika Budiman tidak bisa merubah gaya kepemimpinannya maka yang diharapkan tidak akan tercapai, oleh karena itu bawahan Budiman merasa tidak sanggup lagi bekerja sama dengan seorang yang terlalu disiplin dan keras dalam melaksanakan tugas dan dalam memerintah bawahannya.
    • Saran saya :
    Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, karena apa yang dilakukannya terlalu memberatkan bawahannya, Budiman harus lebih bisa menyadari bahwa perusahaan yang kini telah ditempati bukanlah seperti saat menjadi tentara dulu.
    3. Pemimpin merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan kehidupan nasional. Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila.
    Kepemimpinan nasional membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat


    BalasHapus
  9. Nama : Ilham Ubaidillah
    NIM : 10010038
    Semester : VII-E

    1.Gaya Kepemimpin otoriter
    • Keuntungan : pencapaian prestasi. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Bagaimana caranya ? Lakukan semua yang bisa ! Dunia memang berubah, hanya saja, dia bergerak lebih cepat ! Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
    • Kelemahan : Dingin dan sedikit kejam. sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Nah, disinilah masalahnya. Semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Si otoriter ini kadang kala menekan bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, entah itu dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai.
    • Motivasi bawahan Budiman yang dulu lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi dalam militer adalah perintah,
    Dan sekarang mereka tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu kinerjanya, karena segala apa yang mereka lakukan tidak jarang tidak memperoleh penghargaan, karena pemimpin mereka cenderung egois yang hanya mengutamakan kepentingannya tanpa memperhatikan kondisi karyawannya.
    2. • Hubungan antara budiman dan karyawan seperti musuh, karyawan bekerja tidak dengan sepenuh hati. karena merasa tertekan oleh keputusan Budiman,
    • saran : cara memimpin dunia militer dan dunia usaha tidak bisa disamakan, untuk mengambil solusi antara pimpinan dan bawahan dalam perusahaan harus dirapatkan untuk mencari jalan tengah.
    3. Kepemimpinan nasional membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal Sismennas dan strategi implementasi reformasi birokrasi dalam rambu-rambu good governance, yakni (i) membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii) mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan. Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dalam rangka pembangunan nasional.

    BalasHapus
  10. Nama : Ilyas Ma’ruf
    NIM : 10010134
    Semester : VII-E

    1.Gaya Kepemimpin otoriter
    Keuntungan : setiap bawahan dapat bertanggung jawab penuh dengan tugas yang dijalaninya.
    Kelemahan : Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah, dan tidak puas, Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah, setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya dan pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
    Motivasi bawahan saat militer menjadi disiplin dan penuh tanggung jawab
    Dan yang sekarang bawahan menjadi kurang berinisiatif karena selalu ditekan dan hasilnya produksi kurang memuaskan karena karyawan tidak bekerja dengan sepenuh kemampuannya.
    2. Jika Budiman tidak merubah gaya kepemimpinannya maka tujuan yang ditargetkan tidak akan tercapai, karena bawahan tidak sanggup bekerja sama dengan atasan yang terlalu keras memerintah.
    Saran : budiman harus merubah gaya dalam memimpin perusahaan, Budiman harus lebih bisa menyadari bahwa perusahaan yang kini ditempati berbeda dengan saat dia menjadi tentara dulu.
    3. konsepsi Kepemimpinan Nasional mengarah kepada paradigma yang dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi. Peran Kepemimpinan Nasional amat besar artinya bagi perkembangan satu bangsa, khususnya Indonesia, untuk mengantarkan bangsa Indonesia kepada empat tujuan nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) yang tercantum dalam konstitusi, yakni: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia.

    BalasHapus
  11. Nama : Aris Andoni
    NIM : 10010047
    Semester : VII-E

    1. Gaya kepemimpinan diktator/otoriter
    Keuntungan: keputusan dapat diambil secara cepat, Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Kepemimpinan otoriter cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.
    Kelemahan : Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama. Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang keras bahkan pemecatan.Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
    Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
    Motivasi dulu dalam dunia tentara berjalan efektif karena semua keputusan bersifat tegas.
    Motivasi sekarang dalam perusahaan karyawan yang dipimpin budiman tidak bisa berjalan efektif karena merasa kurang leluasa dalam berkehendak.

    2. Konsekuensi :mendapat perlawanan bahkan pemecatan jika kepemimpinan disalah gunakan.
    Saran: pimpinan harus bias membuat suasana kerja yang nyaman sehingga karyawan melaksanakan perintah dengan sepenuh hati tanpa ada rasa terpaksa.

    3. Kepemimpinan dalam rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa, meliputi berbagai unsur dan srtuktur kelembagaan yang berkembang dalam kehidupan Pemerintahan negara dan masyarakat, yang berperan mengemban misi perjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa sesuai dengan posisi masing-masing dalam Pemerintahan dan masyarakat, mernurut niali-nilai kebangsaan dan perjuangan yang diamanatkan konstitusi negara.

    BalasHapus
  12. Nama : Indra Nur Setiawan
    Kelas : VII C
    NIM : 10010079

    1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak nyaman dalam membangun komunikasi antara orang satu dengan orang yang lain, karena bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang disiplin dan tidak harmonis
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi akan membangun seseorang yang lebih baik lagi dan bawahan Budiman tidak mengulangi kesalahan itu lagi, sehingga perusahaan bisa memberi kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya

    2. * Konsekuensinya :
    Jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka tujuan yang ditargetkan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman yang sudah tidak sanggup bekerja sama dengan seorang yang terlalu keras memerintah bawahan bahkan terlalu kaku terhadap bawahan.
    • Saran saya :
    Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, merubah yang sudah menjadi kebiasaan memang sulit, namun apa salahnya merubah demi kepentingan bersama, apabila dengan memiliki tujuan yang baik, Budiman harus lebih bisa menempatkan diri, Budiman harus lebih bisa menyadari bahwa perusahaan yang kini ditempati bukanlah seperti medan perang saat menjadi tentara dulu.

    3. Konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian : yaitu kepemimpinan Pancasila

    Masyarakat indonesia adalah masyarakat majemuk, yang memiliki corak kebhinekaan, baik etnis, suku, budaya, maupun keragaman dalam polotik dan ekonomi. Karena hal itu, kerap menimbulakan pola pikir yang mementingkan kelompok atau primordialisme. Kondisi yang demikian menyebabkan masyarakat Indonesia secara umum, masih sulit mengadakan penyesuaian terhadap hadirnya nilai-nilai baru. Oleh karena itu, diperlukan sosok kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan keragaman tersebut dan dapat memadukan atau menggali inspirasi dari nilai-nilai luhur Nusantara dan nilai-nilai kamajuan universal, yang disebut dengan Kepemimpinan Pancasila

    BalasHapus
  13. NAMA : ALI WEFI
    KELAS : VII C BISNIS
    NO.NIM : 1001013
    1. Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Budiman adalah militeristik.
    Keuntungannya menggunakan gaya militeristik adalah pada kedisiplinannya, dalam gaya militeristik memiliki kedisiplinan yang tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam berkomunikasi dan bergaul dengan atasan karena pada militeristik segala sesuatu bersifat formal hingga dalam berkomunikasipun harus formal.
    Motivasi bawahan Budiman dulu lebih membara dibandingkan sekarang, karena mereka tidak merasa terkekang, mereka bekerja selayaknya pekerja yang masih memiliki hati nurani.
    2. Jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka tujuan yang di idam-idamkan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman yang sudah tidak sanggup bekerja sama dengan seorang yang terlalu keras memerintah bawahan bahkan terlalu kaku terhadap bawahan.
    Saran saya sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, merubah yang sudah menjadi kebiasaan memang sulit, namun apa salahnya merubah demi kepentinganbersama, apalagi dengan memiliki tujuan yang baik. Budiman harus lebih bisa menempatkan diri, Budiman harus lebih bisa menyadari bahwa perusahaan yang kini ditempatinya bukanlah seperti medan perang saat menjadi tentara dulu.
    3. Dalam perkambangan di Indonesia yang menjadi tolak ukur adalah pemimpin. Pemimpin yang baik sangat berpengaruh terhadap kemajuan negara. Tidak sedikit masalah yang muncul menurut masyarakat adalah kelalaian dari pada pemimpin, padahal disisi lain masyarakat lah yang kurang dalam memahami masalah tersebut. Namun jika kita berbicara kepemimpinan di Indonesia maka sebenarnya kita telah menghadakan diri pada dua corak konsep tentang kesatuan sosial yang secara konkrit bisa berkaitan, tetapi secara konseptual berbeda, yaitu Indonesia dan Islam. sebagai suatu komunitas “Indonesia” adalah suatu konsep yang berarti ganda, yaitu negara dan bangsa. Sebagai “negara”, indonesia adalah ikatan sosial yang terbentuk karena adanya konsensus politik yang berlanjut. Karena adanya sistem kekuasaan yang sah. Dalam konteks ini maka hak dan kewajiban seseorang-bahkan status dan kedudukannya-ditentukan oleh hal-hal yang telah diletakkan oleh dasar konsensus politik teresebut. dengan demikian, pengertian kepemimpinan semestinyalah diletakkan pada corak hubungan sosial yang ditentukan oleh jauh atau dekatnya seseorang pada nilai dasar dari masyarakat politik itu. Dengan kata lain, makin dekat seseorang kepada pusat kekuasaan politik, maka makin tinggilah ia dalam hinarki sosial. Dalam lingkungan kepegawaian, kepemimpinan berarti bahwa seseorang yang menduduki hirarki yang tinggi adalah “pemimpin” bagi mereka yang menduduki jenjang hirarki yang lebih rendah. Sebagai “bangsa”, kita tak hanya berhadapan dengan kesadaran politik baru yang telah melampaui batas-batas etnis, tetapi juga pada suatu komuitas yang dibina berdasarkan nilai-nilai yang diserap dari pengalaman sejarah. Pemimpin dan kepemimpinannya merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia dan berperan sentral dalam menjalankan roda organisasi. Bahkan, pemimpin dengan kepemimpinannya menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi, dan dalam lingkup lebih luas menentukan jatuh dan bangunnya suatu bangsa dan negara. Yang masuk dalam kategori dan saluran kepemimpinan

    BalasHapus
  14. Nama : ANDI ARDIANSYAH
    Nim : 10010032
    Klas : VII-C

    1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak nyaman dalam membangun komunikasi antara orang satu dengan orang yang lain, karena bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang disiplin dan tidak harmonis
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi akan membangun seseorang yang lebih baik lagi dan bawahan Budiman tidak mengulangi kesalahan itu lagi, sehingga perusahaan bisa memberi kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya

    2. * Konsekuensinya :
    Jika Budiman tidak bisa merubah gaya kepemimpinannya maka yang diharapkan tidak akan tercapai, oleh karena itu bawahan Budiman merasa tidak sanggup lagi bekerja sama dengan seorang yang terlalu disiplin dan keras dalam melaksanakan tugas dan dalam memerintah bawahannya.
    • Saran saya :
    Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, karena apa yang dilakukannya terlalu memberatkan bawahannya, Budiman harus lebih bisa menyadari bahwa perusahaan yang kini telah ditempati bukanlah seperti saat menjadi tentara dulu.

    3. Kepemimpinan nasional membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal Sismennas dan strategi implementasi reformasi birokrasi dalam rambu-rambu good governance, yakni (i) membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii) mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan. Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dalam rangka pembangunan nasional.

    BalasHapus
  15. Nama :Atok Rahmad W
    Kls :VII C Perdata
    Nim :10010011
    1.Meurut saya Gaya Kepemimpinan Drs.Budiman adalah Militeristik
    a.Keuntungan Gaya Kepemimpinan Militeristik adalah:
     Mudah diatur
     Mudah dikendalikan
     Mudah di awasi
    b.Kelemahan Gaya Kepemimpinan Militeristik adalah:
     Daya fikir bawahan tidak berkembang
     Tidak Kreatif Dalam suatu pekerjaan
     Monoton dan dan gampang di tiru oleh perusahan lain
    Jelas beda motifasi bawahan Drs Budiman yg Dulu Dengan yang sekarang,terutama masalah konsep kerja.
    • Korp bawahan Yang dulu mempunyai konsep Kompak dan satu komando Untuk Menang
    • Sedangkan bawahan Drs Budiman Yang Sekarang berkonseb Kebersamaan,kenyamanan untuk menuju Suksesan
    2.dalam perkerjaan di suatu perusahan selain gaji ada aspek lain yang setiap orang pasti harus mendapat kanya yaitu kenyamana(enjoe dalam berkerja)karena kenyaman adalah kebutuhan ruhani bagi semua.jika seorang pimpinan tidak dapat memberikan suasan Tersebut(kenyaman dilingkungan Kerja)maka konsekwensinya bawahan semangat kerja menurun dan berakibat produktifitas bawahan merosot ujungnya kegagalan Kepemimpinan adalah pangkal robohnya perusahaan.
    3. Tantangan lingkungan Indonesia masa depan sangat beragam. Namun, kata kuncinya adalah dinamika perubahan yang begitu cepat. Dinamika perubahan itu tercipta dari isu-isu seperti globalisasi, regionalisasi, knowledge economy, dan borderless world. Dalam menghadapi situasi dunia yang dinamis seperti itu, bangsa ini harus punya perspektif yang berbeda tentang tipe kepemimpinannya. Pemimpin di masa mendatang bukan hanya pemimpin yang berkarateristik seperti diinginkan oleh para pengikutnya. Tapi, terdapat harapan-harapan bahwa Pemimpin di masa depan mampu memenuhi dan memiliki kondisi-kondisi seperti berikut ini:
    1. The meaning of direction (memberikan visi, arah, dan tujuan) Seorang pemimpin yang efektif membawa kedalaman (passion), perspektif, dan arti dalam proses menentukan maksud dan tujuan dari kepemimpinannya. Setiap pemimpin yang efektif adalah menghayati apa yang dilakukannya. Waktu dan upaya yang dicurahkan untuk bekerja menuntut komitmen dan penghayatan.
    2. Trust in and from the Leader (menimbulkan kepercayaan) Keterbukaan (candor) merupakan komponen penting dari kepercayaan. Saat kita jujur mengenai keterbatasan pengetahuan yang tidak ada seluruh jawabannya, kita memperoleh pemahaman dan penghargaan dari orang lain. Seorang pemimpin yang menciptakan iklim keterbukaan dalam kepemimpinannya adalah pemimpin yang mampu menghilangkan penghalang berupa kecemasan yang menyebabkan masyarakat yang dipimpinnya menyimpan sesuatu yang buruk atas kepemimpinnya. Bila pemimpin membagi informasi mengenai apa yang menjadi kebijakannya, pemimpin tersebut memberlakukan keterbukaan sebagai salah satu tolok ukur dari “performance” kepemimpinannya.
    3. A sense of hope (memberikan harapan dan optimisme) Harapan merupakan kombinasi dari penentuan pencapaian tujuan dan kemampuan mengartikan apa yang harus dilakukan. Seorang pemimpin yang penuh harapan menggambarkan dirinya dengan pernyataan-pernyataan seperti ini: saya dapat memikirkan cara untuk keluar dari kemacetan, saya dapat mencapai tujuan saya secara energik, pengalaman saya telah menyiapkan saya di masa depan, selalu ada jalan dalam setiap masalah. Pemimpin yang mengharapkan kesuksesan, selalu mengantisipasi hasil yang positif.
    4. Result (memberikan hasil melalui tindakan, risiko, keingintahuan, dan keberanian) Pemimpin masa depan adalah pemimpin yang berorientasi pada hasil, melihat dirinya sebagai katalis –yang berharap mendapatkan hasil besar, tapi menyadari dapat melakukan sedikit saja jika tanpa usaha dari orang lain. Pemimpin yang seperti ini membawa antusiasme, sumber daya, tolerasi terhadap risiko, disiplin dari seorang “entrepreneur”

    BalasHapus
  16. Nama : Kristian Adiwicaksono
    Nim : 12010191
    Kelas : C

    1.a. gaya kepemimpinan pak budiman merupakan gaya kepemipinan militer,karena latar belang dari pak budiman adalah militer,dia masih merasa kalo dia seakan akan berada dilikungan militer pada hal dia sekarang telah pensiun dan bekerja yang bukan militer lagi,gaya kepemimpina militer sangatlah keras dan tegas hampir sama dengan gaya oktoriter
    b. - keuntunganya lebih cepat mecapai target
    -kelemahannya sering terjadi gonta - ganti karyawan atau tenaga kerja
    c. -motivasi dulu ketika di korpsnya adalah motivasi untuk mengankan negara dari serangan dari luar
    motivasi sekarang untuk mencapai target produsi yang di tetapkan perusahan di tempat dia bekerja sekarang
    2.konsekuensi yang harus di terimah pak budiman adalah keluar masuk pegawai atau bawahanya,saran
    saran: sebaiknya pak budimana merubah cara kepemimpinannya
    3.konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif adalah menjadi seorang pemimpin atau kepemimpian yang tegas dan bijak sana,namu tegas dalam kotes bukan tegas ngawur,tapi tegas dalam mengabil kebijakan dan bijaksana dalam mengabil kepentingan bersama.

    BalasHapus
  17. Nama : Pujianto Putra Try Marsimoro
    Kelas : VIIC
    NIM : 10010093

    1. Gaya Kepemimpinan Dictator

    Kepemimpinan diktaor atau iasa disebut kepemimpinan Otokratis/Otoriter adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada ditangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan kehendaknya.
    -Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :
    a. Keputusan dapat diambil secara cepat
    b. Mudah dilakukan pengawasan
    -Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator :
    a. Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahaan terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama.
    b. Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang keras bahkan pemecatan.
    c. Pemimpin yang diktator ttidak menghendaki rapat atau musyawarah.
    d. Setiap perbedan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau intruksi yang telah diberikan.
    e. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
    f. Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berati mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
    g. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.

    - Motivasi bawahan Budiman dari semsa di korps dan di perusahaan sekarang tidak bisa disamakan, jika bawahan yang ada di korps memang sudah terlatih/terdidik dengan model kepemimpinan militer yang otoriter yang sudah terbiasa dan bahkan semakin termotivasi untuk menjalankan perintah yang langsung diperintahkan oleh atasannya, akan tetapi bawahan Budiman yang sekarang ada di perusahaan maka iklimnya sudah berbada dengan apa yang ada di korps, mungkin bawahan yang ada di perusahaan sudah terbiasa dengan cara bekerja yang penuh komunikasi dua arah dan segala pekerjaan diselesaikan dengan cara penuh komunikasi antara bawahan dan atasan, bukannya otoriter sperti di sisitem kemiliteran yang sebelumnya dialami Budiman.

    2. Konsekuensi

    Konsekuensi daripada gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Budiman akan membuat jenuh para bawahan dan memungkinkan bawahan menjadi tidak ada gairah dan semagat untuk bekerja lagi, dikarenakan modelmkepemimpinan yang otoriter dan semaunya sendiri. Karena gaya kepemimpinan yang cenderung egois tanpa memikirkan keadaan bawahan atau karyawan tidak pantas untuk diterapkan dalam sebuah perusahaan yang mempunyai konsep maju untuk kedepannya, karena karyawan akan terkekang dan sulit untuk menunjukkan kualitas daripada kemempuannya, dikarenakan takut akan pemimpinya yang egois, takut akan sistem yang otoriter.

    Saran.
    Harusnya Budiman mengganti gaya kepemimpinannya, karena model kepimimpian otoriter tidak pantas untuk diterapkan didalam sebuah perusahaan, apalagi sebelumnya karyawan-karyawan diperusahaan tersebut tidak pernah mengalami model kepimpinan/sistem otoriter. Perubahan sistem kepemimpinan harus dilakukan demi tetap menjaga semangat kerja para bawahan atau karyawan dari perusahaan tersebut.

    3. Konsep kepemimpinan nasional yang efektif buat Indonesia.
    Saya rasa sistem kepemimpinan yang efektif untuk negara Indonesia yang Demokrasi ini adalah Gaya Kepemimpinan Demokratis

    Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
    Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengintruksikan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.



    BalasHapus
  18. Nama : Rafi Dikria Quroisy
    Nim : 10010008
    1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam membangun komunikasi timbale balik karena terlalu formal dan bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang kaku tidak harmonis.
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi dalam militer adalah perintah, sedfangkan pada perusahaan yang sekarang tidak baik karena bawahan merasa terkekang dan tidak di manusiakan.

    2. a). Konsekuensinya :
    Dalam hal ini jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka target yang diberikan perusahaan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman sudah tidak merasa nyaman dan tidak bersemangat dalam bekerja.
    b). Saran saya :
    Sudah seharusnya seorang pemimpin dapat membentuk atau embuat suasana kerja yang nyaman bagi karyawan sehingga apa yang menjadi perintah dapat dikerjakan tanpa adanya unsure terpaksa. Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, yaitu dengan membangun komunikasi yang baik, yang mau mendengar keluhan serta masukan dari bawahan tanpa mengurangi prisip-prinsip kemimpinan dan prinsip-prinsip peraturan perusahaan tersebut.

    3. menurut pendapat saya tentang konsep kepemimpinan Indonesia kedepan adalah terlebih dulu memperbaiki SDM dan memilih orang-orang yang memang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi,karena secara tidak langsung jiwa nasionalisme yang tinggi memiliki jiwa yang ingin negara nya maju.Karena kalau hanya berfokus pada konsep,apapun yang diterapkan namun tanpa ditunjang dengan faktor-faktor di atas saya yakin sulit untuk berhasil,karena sebenarnya konsep yang sekarang sudah cukup bagus.

    BalasHapus
  19. NAMA : BAGUS HADI GIARTHA
    NIM : 100 100 17
    KELAS : VII C

    1. Gaya Kepemimpinan Otoriter, Keuntungannya semua perkataan Pak Budiman harus terlaksana karena masih terbawa jiwa militernya, Kelemahannya karena tidak adanya komunikasi dua arah sehingga kebijakannya yang diambil cenderung monoton (sama dalam semua permasalahan).
    Motivasi Budiman dalam lingkungan Militer dinilai sebagai perintah oleh prajurit dibawahnya sedangkan motivasi Militer di dalam lingkungan kerja dinilai sebagai pemaksaan kehendak oleh setiap bawahannya yang tidak sepaham dengan pola pemikirannya.
    2. - Konsekuensinya, tidak disukai oleh bawahannya yang mengakibatkan bawahannya tidak mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Pak Budiman, akibatnya tujuan yang ingin dicapai oleh Pak Budiman tidak tercapai.
    - Saran saya Pola Kepimpinan harus disesuaikan dengan lingkungan disekitar dalam artian anggota organisasi nya. Maka pak Budiman harus merubah gaya kepemimpinannya dari Otoriter menjadi Kepemimpinan melayani (Partisipatif). Gaya kepemimpinan ini akan mengembangkan kreatifitas bawahan serta cenderung menghargai pendapat orang lain.
    3. Konsep kepemimpinan Nasional kedepan yang lebih efektif dalam Konteks dinamika ke Indonesiaan adalah Kepemimpinan Nasionalisme yang Partisipatif yang dapat memisahkan antara kepentingan Parpol dengan kepentingan Negara.

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Nama : Eko Wijayanto
    Nim : 10010076

    1.gaya kepempinan militer yaitu gaya kepemimpinan otoriter yang mana tidak mungkin sama diterapkan diperusahaan
    keuntungan ; semua patuh kepada pimpinan
    kelemahnya ; karyawan tdk bisa mengembangkan aspirasi dan inisiatif
    Dulu ; ini selalu patuh dan taat karena gaya komando
    sekarang ; tdk bisa diterapkan krn masing-masing mempunyai hak dan kewajiban
    2.a. perusahaan akan hancur karena gaya otoriternya
    b. harus merubah gaya kepemimpinanya dan sistemnya
    3. merubah visi dan misi merubah budaya untuk mencapai visi, menyetarakan perusahaan menghapus birokrasi memperdayakan setiap karyawan, meningkatkan kualitasmenghilangkan batasan

    BalasHapus
  22. NAMA : MARWATUL ALIYA
    NIM : 10010057

    1. a. kepeminpinanan seperti cerita diatas adlalah pola kepeminpinan MILITER yang selalu dri ats kebawah, pemimpin seperti budiman tsb lahir karena unsur ekoligik yaitu kepeminpinan yang timbul karena lingkungan dibuat sedemikian rupa yang mempunyai aturan-aturan ketat/logik.
    b. keuntungan : apabila diterpakan dalm suatu perusahaan , karyawan bisa disiplin dalam segala hal
    kelemahan : karyawan tidak bisa leluasa untuk berorganisasi dalam mengajukan pendapatnya atau bergerak bebas layaknya kepemimpinan sipil seharusnya (kepimpinan bisa dari ats kebawah dan atau dari bawah keatas)
    motivasi bawahannya : pada dimiliter syah-syah saja kepemimpinan militer diterapkan , karna perintah atasan selalu benar, tetapi di dalam perusahaan motivasi sedemikian membuat karyawan tertekan dan hasil kerja tidak maksimal.

    2. a. konsekuensinya : perusahaan tdak akan menghasilkan target yg dicapai, karna mengingat karyawan merasa tertekan dalam bekerja.
    b. saran saya : sebaiknya bpk. budiman meninggalkan gaya kepemimpinan militernya menjadi gaya kepemimpinan sipil yang dirasa lebih tepat dalam kasus ini.

    3. menurut saya, pertama kebijakan yg harus dilakukan oleh perusahaan tsb memperhatikan tujuan/misi, sesuaikan dengan pola kepeminpinan yaitu 1. leader 2. bawahan/pengikut 3. organisasi 4. tujuan. selanjutnya seorang leader mempunyai aturan kepada pengikut didalam organisasi untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. apabila ada yang melanggar susuai aturan tsb adakan saksi (reward bagi yg prestasi dan punishmen bagi yg melanggar biar ada legal formal nya).

    BalasHapus
  23. Nama : Aryesi Prayanti
    Kelas : VII C
    NIM : 10010030

    1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam membangun komunikasi timbale balik karena terlalu formal dan bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang kaku tidak harmonis.
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi dalam militer adalah perintah, sedfangkan pada perusahaan yang sekarang tidak baik karena bawahan merasa terkekang dan tidak di manusiakan.

    2. a). Konsekuensinya :
    Dalam hal ini jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka target yang diberikan perusahaan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman sudah tidak merasa nyaman dan tidak bersemangat dalam bekerja.
    b). Saran saya :
    Sudah seharusnya seorang pemimpin dapat membentuk atau embuat suasana kerja yang nyaman bagi karyawan sehingga apa yang menjadi perintah dapat dikerjakan tanpa adanya unsure terpaksa. Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, yaitu dengan membangun komunikasi yang baik, yang mau mendengar keluhan serta masukan dari bawahan tanpa mengurangi prisip-prinsip kemimpinan dan prinsip-prinsip peraturan perusahaan tersebut.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke – Indonesian :
    Seorang pemimpin harus tahu nilai-nilai dasar Negara, norma-norma dan tentunya memiliki dasar hati nurani yang baik dan bijaksana.
    Di Negara kita tercinta ini, sangat dibutuhkan pemimpin yang Adil, jujur,tegas dan bijaksana. Tidak lagi dibutuhkan oleh Negara ini pemimpin yang hanaya pintar beretorika, atau hanya mengedepankan pencitraan belaka. Negara ini butuh pemimpin yang dapat mementingkan kepentingan bangsa dan Negara, pemimpin yang takut akan azab tuhan jika berbuat diluar ketentuan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, bukan pemimpin yang selalu sibuk meraup keuntungan sebesar-besarnya karena posisi yang strategis, atau pemimpin yang sibuk dengan kepentingan partainya saja.
    Harapan bangsa ini semoga kelak timbul pemimpin yang Adil, tegas dan bijaksana. Yang berani mengatakan siapkan peti mati untuk saya jika terbukti saya mementingkan keuntungan pribadi saya, siapkan peti mati untuk semua jajaran staf saya jika mereka terbukti memperkaya diri sendiri. Dan tentunya pernyataan tersebut didasari niat yang tulus dan siap menerima konseksuensinya, dengan demikian bangsa ini akan kembali jaya dan bermartabat.

    BalasHapus
  24. NAMA: WENDY DEVANIA H
    KELAS: VII C
    NIM : 10010170

    1. * Gaya Kepemimpinan Militeristik.
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya militeristik adalah pada kedisiplinnya, dalam gaya militeristik memiliki kedisiplinan yang tinggi.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam berkomunikasi dan bergaul dengan atasan karena pada militeristik segala sesuatu bersifat formal hingga dalam berkomunikasipun harus formal.
    • Motivasi bawahan Budiman dulu sewaktu di korpsnya lebih membara dibandingkan sekarang, karena mereka tidak merasa terkekang, mereka bekerja selayaknya pekerja yang masih memilki hati nurani.

    2. * Konsekuensinya :
    Jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka tujuan yang ditargetkan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman yang sudah tidak sanggup bekerja sama dengan seorang yang terlalu keras memerintah bawahan bahkan terlalu kaku terhadap bawahan.
    • Saran saya :
    Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, merubah yang sudah menjadi kebiasaan memang sulit, namun apa salahnya merubah demi kepentingan bersama, apabila dengan memiliki tujuan yang baik, Budiman harus lebih bisa menempatkan diri, Budiman harus lebih bisa menyadari bahwa perusahaan yang kini ditempati bukanlah seperti medan perang saat menjadi tentara dulu.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke – Indonesian :
    Pada dasarnya kepemimpinan nasional adalah kepemimpinan yang berlandaskan nilai – nilai Pancasila (kepentingan Pancasila).
    Kepemimpinan Pancasilaadalah bentuk kepemimpinan modern yang selalu menyumberkan diri pada nilai – nilai dan norma – norma Pancasila.
    Kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila – sila Pancasila mencapai untuk tujuan nasional.
    Kepemimpinan Pancasila adalah suatu perpaduan dari kepemimpinan yang bersifat universal dengan kepemimpinan Indonesia, sehingga dalam kepemimpinan Pancasila menonjolkan dua unsure, yaitu “Rasionalisme” dan semangat kekeluargaan”.
    Jadi ada tiga sumber poko kepemimpinan Pancasila, yaitu :
    1. Pancasila, UUD 1945, dan GBHN
    2. Nilai – nilai kepemimpinan universal
    3. Nilai – nilai spiritual nenek moyang.

    BalasHapus
  25. Nama : Anne Marsellya AN
    NIM : 10010198

    1. gaya kepimpinan pak budiman adalah gaya kepemimpinan otoriter
    keuntungan dari Keputusan dapat diambil secara cepat dan Mudah dilakukan pengawasan
    2. kelemahannya adalah Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.
    Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah, dan tidak puas.

    2. konsekuensinya adalah
    - perusahaan akan mengalami penurunan produksi karena para pegawai yang enggan dengan keputusannya
    - para pegawai akan banyak yang mengundurkan diri
    - kurang di hormati sebagai pemimpin
    saran :
    - pak budiman harus mengganti cara kepemimpinannya
    - perusahaan mencari sosok pengganti yang tidak menggunakan cara kepemimpinan otoriter

    3. gaya kepemimpinan yang mengerti kondisi yang ada pada lingkup kerja dan pengwasannya. lebih di utamakan yang talk less do more. tujuan,mis dan visi dari perusahaan/lembaga yang di naungi harus di utamakan tercapainya. disiplin itu harus tetapi dengan cara yang benar bagaimana selayaknya bukan dalam kasus otoriter yang di tetapkan oleh pak budiman semisal disiplin soal waktu.

    BalasHapus
  26. NAMA : M. FEBRYANTO
    NIM : 10010162
    SEMESTER : VII C

    JAWABAN :
    1. Gaya Kepemimpinan orang tsb adlh Militeristik.
    Keuntungan dan kelemahannya :
    - Keuntungan menggunakan gaya militeristik adalah pada kedisiplinan dalam melaksanakan segala pekerjaan, Tegas, profesional, dan dapat melakukan pengawasan yang intensif terhadap para karyawan

    - kelemahannya adalah bersifat kaku, dogmatis, otoriter, sehingga menyebabkan para karyawan merasa tidak leluasa dalam bekerja, sehingga dapat menimbulkan ketidakharmonisan di lingkungan kerja antara para pegawai dan atasan

    • Motivasi bawahan Budiman dalam kepemimpinannya, harus dapat membedakan bahwa di dalam korps para anggotanya telah dilatih utk berdisiplin tinggi dan bila melanggar akan mendapat sanksi hukuman disiplin yang tegas. sikap itu tidak dapat dijadikan tolak ukur yang menjadi beban para karyawan perusahaan, karena mereka bukan berbasis militerisme.

    2. Konsekuensinya :
    Jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja dan dapat pula mengalami pailit atas kejadian tersebut akibat rasa depresi yang dialami oleh para karyawan yang akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut

    - Saran seharusnya di tempat baru ini (perusahaan), Budiman dapat merubah gaya kepemimpinan untuk lebih fleksibel, terbuka pada gagasan / kritik yang membangun, lebih transparan, mau mendengar keluh kesah dari para karyawan sehingga dapat memecahkan masalah bersama, dan memberikan suport kepada para karyawan seperti reward agar lebih giat dalam bekerja



    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika Indonesia :

    Pada negara indonesia ini tidak terlepas dari ideologi pancasila yang menjadi nilai dan norma / identitas bangsa ini.
    akan tetapi banyak perubahan saat ini karena dinamika bangsa, baik secara alami maupun dalam segi politik.
    untuk saat ini diperlukan sosok pemimpin yang baik yaitu yang beriman dan bertaqwa dan yang memiliki sifat
    - Visioner (memiliki visi & misi kedepan jelas), jujur, adil, dapat dipercaya, terbuka, transparan, bekerja keras, integritas tinggi, berani (untuk kebaikan rakyat),cerdas / pintar, mampu berorganisasi, mempu bekerja sama, mau mendengar kritik dan saran yang membangun, tolrean, tanggung jawab, menghormati setiap orang, peduli, mempunyai rasa humor ^_^

    BalasHapus
  27. 1. Dalam artikel diatas Gaya yang dimiliki yaitu Gaya Otoriter/Militer yang pada dasarnya memiliki sikap tegas dan disiplin dalam melaksankan tugas maupun memberikan tugas namun hal tersebut sangatlah otoriter sekali jika di aplikasikan dalam perusahaan sebab sebuah perusahaan tidak semua bawahan dibekali sikap yang sama dengan militer, apa yang harus dikerjakan harus dikerjkan dengan sikap tegas dan disiplin namun bukan berarti dalam perusahaan tidak perlu ada gaya tersebut...dari sinilah sikap leadership diperlukan yaitu sikap yang tidak harus bilang SAYA yang kuasa ,seorang yang punya jiwa leadership dalam kondisi apapun dia selalu berkata KAMI...menggunakan jabatan dengan kewibawaan bukan menjadikan jabatan untuk bersikap otoriter pada bawahan..

    2. Konsekuensinya jika tidak dapat merubah style kepemimpinannya yaitu lambat laun cepat dan lambat sikap yang dirasakan dalam perusahaan tersebut akan lemah baik dari system team worknya maupun sosialiatas antar pekerja juga terganggu semua cenderung malas dan merasa di kekang dengan job yang harus selesai bukan tanpa dasar tanggung jawab masing2 departemen namun akan tetapi karena takut , dari situlah seorang pemimpin karen jabatan akan hilang dengan sendirinya akibat tidak pernah menggunakan jabatan dengan kewibawaan..solusinya yaitu perusahaan tersebut haruslah mengetahui sikap dari pemimpinnya dan menyadarinya dari situ para bawahan bersama-sama menjalankan tugas dengan baik tanpa adanya unsur kecemburuan dan rasa sakit hati ,, maka dari situlah sebuah perusahaan akan berjalan dengan apa fungsinya dengan tanpa menyalahi aturan yang ada.

    3. Konsep Kepemimpinan dinamika yang efektif untuk kedepannya buat bangsa Indonesia yang tercinta ini yaitu Konsep saling faham akan hukum aturan yang berlaku di negara ini , minimal masing-masing individu tahu benar akn aturan yang ada di negara ini ....zaman sekarang memakai sistem Demokrasi yang lebih menekankan aspirasi dri bawah ke atas oleh pemegang kekuasaan nasional...namun akan tetapi masih banyak pemerintahan nasional maupun lingkup daerah yang tidak tahu betul kondisi negara ini mereka menggunakan rana politik sebagai ajang penyalahgunaan responsibility individu karena kurang di dasri rasa cinta negara..semacam ini sudahlah cukup bagus namun yang perlu diperbaiki adalah sistem nya dari negara demokratis tercinta ini.

    Terima Kasih.

    NUR HIDAYAT / VII - C / 10010136

    BalasHapus
  28. YULIANA WIWIK DJUNIWATI
    NIM 12.010.041
    SMT VII C

    I. Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Budiman adalah Tipe Laissez Faire.

    Keuntungannya tidak ada.

    Kelemahannya berdampak pada kinerja karyawan dan hasil pruduksi perusahaan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan.

    Motivasi bawahan Budiman sekarang : kurang simpatiknya kepemimpinan Budiman karena, tidak ada pengarahan, pendekatan dan pengawasan sehingga karyawan banyak yang bekerja dan berbuat sendiri-sendiri yang menimbulkan tidak kondusif dalam likungan pekerjaan, yang berakibat karyawan yang rajin dan yang malas penilaiannya sama tidak ada kontroling dan kwalifikasi.

    Drs. Budiman sewaktu di korpnya mempunyai kebiasaan dalam melaksanakan tugasnya tidak maksimal sehingga kebiasaan tersebut terbawa di tempat karja yang baru.

    2. Konsekwensinya bila Budiman tidak merubah gaya kepemimpinannya maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

    Saran agar tidak merusak situasi atau system di perusahaan tersebut maka Budiman di lakukan pemanggilan untuk diperingatkan dan apabila yang bersangkutan tidak mengindahkan panggilan beberapa kali Pimpinan perusahaan dapat memberhentikan dari Perusahaan.

    3. Konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam kontek dinamika sebagai berikut :
    1. Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut.
    2. Kriteria pemimpin yang meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri kepribadian.
    3. Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahw seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat menafsirkan kecenderungan-kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya degan tujuan kelompok.
    4. pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emoional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian

    BalasHapus
  29. Nama : Dewi Indriyani
    Kelas : VII E
    NIM : 11010217
    yawan
    1. Gaya kepemimpinan yang otoriter
    - keuntungan dan kelemahannya
    dapat membuat/membentuk karyawan disiplin sedang kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam membangun komunikasi timbal balik karena terlalu formal dan bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang kaku tidak harmonis.
    - motifasi bawahan dalam perusahaan terhadap karyawan yang budiman pimpin tidak bisa berjalan efektif karena karyawan merasa budiman selalu mengambil keputusan yang di buat sendiri.

    2.konsekuensinya
    apabila budiman tidak merubah gaya kepemimpinannya maka perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja dan ddapat pula mengalami politik atas kejadian tersebut akibat rasa depresi yang di alami oleh para karyawan yang akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.

    3.gaya kepemimpinan yang mengerti kondisi yang ada pada lingkup kerja dan pengawasannya.lebih di utamakan tujuan visi dan misi dari perusahaan atau lembaga yang di naungi harus diutamakan tercapainya disiplin itu harus tetap dengan cara yang benar bagaimana selayaknya.

    BalasHapus
  30. Nama : SURYANDA NIAGA
    Kelas : VII C/E
    NIM : 11010004

    1. Gaya kepemimpinan OTORITER
    - keuntungan dan kelemahannya
    dapat membuat/membentuk karyawan disiplin sedang kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam membangun komunikasi timbal balik karena terlalu formal dan bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang kaku tidak harmonis.
    - motifasi bawahan dalam perusahaan terhadap karyawan yang budiman pimpin tidak bisa berjalan efektif karena karyawan merasa budiman selalu mengambil keputusan yang di buat sendiri.

    2.konsekuensinya
    apabila budiman tidak merubah gaya kepemimpinannya maka perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja dan ddapat pula mengalami politik atas kejadian tersebut akibat rasa depresi yang di alami oleh para karyawan yang akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.

    3.gaya kepemimpinan yang mengerti kondisi yang ada pada lingkup kerja dan pengawasannya.lebih di utamakan tujuan visi dan misi dari perusahaan atau lembaga yang di naungi harus diutamakan tercapainya disiplin itu harus tetap dengan cara yang benar bagaimana selayaknya.

    trimakasih...

    BalasHapus
  31. Nama : Nur Ma’arif
    Nim : 10010107
    Kelas : VII C

    1. Gaya kepemimpinan yang militeristik dan mengikat.
    Keuntungannya:
    • Pimpinan tidak mudah terpengaruh atau dipengaruhi oleh suatu informasi dari luar maupun dalam sebab dia merasa percaya diri dan merasa keputusannya yang paling benar.
    • Bawahan menjadi teratur dan terkendali karena berpedoman pada satu putusan.
    Kelemahannya:
    • Pemikiran pemimpin tidak bisa berkembang karena tidak mau menerima saran atau gagasan-gagasan dari luar.
    • Bawahan menjadi terkekang dan terikat karena setiap saran maupun pendapat tidak pernah diterima oleh pimpinan.

    Motivasi:
    Bawahan lebih tidak terikat dan leluasa dalam bertindak dan bisa mengeluarkan saran dan pendapat.

    2. Konsekuensinya :
    • Perusahaan yang dipimpin Budiman akan mengalami penurunan karena antara pimpinan dan bawahan tidak ada kecocokan dalam menjalankan peraturan-peraturan perusahaan, terutama pada bawahan yang merasa terkekang akan melakukan pengunduran diri atau perlawanan.
    • Saran saya : antara Budiman dan bawahan harus segera melakukan intropeksi diri dan saling mengerti atau memahami karakter masing-masing demi tujuan dan keselamatan perusahaan.
    • Bila antara keduanya sudah tidak bisa saling mengerti sebaiknya pimpinan yang harus diganti karena aturan-aturan yang diterapkan tidak sesuai dengan aturan perusahaan pada umumnya.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam kontek dinamika ke Indonesia :
    Pimpinan yang bisa menghargai dan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dalam kepemimpinannya dan rela meninggalkan kepentingan pribadi untuk mengutamakan kepentingan umum demi tujuan dan kemakmuran bersama.

    BalasHapus
  32. NAMA ; ANDREYANTO
    KELAS : VII C BISNIS

    JAWABAN :
    1. Gaya Kepemimpinan MEyerupai Militeristik.
    Keuntungan menggunakan gaya militeristik adalah pada kedisiplinnya, dalam gaya militeristik memiliki kedisiplinan yang tinggi.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam berkomunikasi dan bergaul dengan atasan karena pada militeristik segala sesuatu bersifat formal hingga dalam berkomunikasipun harus formal
    *Motivasi bawahan Budiman dulu sewaktu di korpsnya lebih membara dibandingkan sekarang, karena mereka tidak merasa terkekang, mereka bekerja selayaknya pekerja yang masih memilki hati nurani.
    2.*. Konsekuensinya :
    Dalam hal ini jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka target yang diberikan perusahaan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman sudah tidak merasa nyaman dan tidak bersemangat dalam bekerja srta dibutuhkan pengertian antara pimpinan dan bawahan
    -* saran :
    menurut saya memamng dunia militer dan usaha tidak bisa dijadikan/dilihat menjadi satu ,untuk mengambil solusi antara kepemimpinan dan bawahan memang harus dirapatkan untuk mencari jalan tengah/solusi,saya sedikit setuju untuk kepemimpinan ini karena memang ada perusahaan melatih karyawannya masuk dalam pelatihan dunia militer.
    3. konsepsi Kepemimpinan Nasional mengarah kepada paradigma yang dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi. Peran Kepemimpinan Nasional amat besar artinya bagi perkembangan satu bangsa, khususnya Indonesia, untuk mengantarkan bangsa Indonesia kepada empat tujuan nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) yang tercantum dalam konstitusi, yakni: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia.

    BalasHapus
  33. Nama : Camelia Puspita Devi
    NIM : 10010207
    Kelas : VII C

    1.) Dalam Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku, dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe. Sedangkan gaya kepemimpinan yang dilakukan Budiman, baik di departemen produksi tempat ia bekerja sekarang maupun dulu ketika dalam kesatuan/korps-nya adalah sama. Tipe ini adalah tipe pertama & awal dari semua tipe2 kepemimpinan yg lain, dimana tipe ini memang daidaptasi oleh pemimpin2 di zaman kerajaan, kolonial, hingga perang dunia & kemudian masih diadopsi oleh beberapa elemen maupun departemen suatu pemerintahan, salah satunya adalah kemiliteran. Dan tipe yang saya maksudkan itu adalah "Tipe Otoriter", yang mana di dalam tipe ini mempunyai sifat-sifat:
    a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
    b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
    c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
    d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
    e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .
    Sifat2 di atas dapat dikatakan sbg kelemahan, namun bisa juga dikatakan sbg keuntungan dari gaya kepemimpinan Budiman. Mengapa demikian? Karena Budiman masih menggunakan cara lamanya dlm kesatuan/ korps untuk memimpin departemennya sekarang, yg jelas sangat berbeda dari kesatuan yg dia pimpin sebelumnya. Tipe kepemimpinannya masih Directive, yang mana tipe ini seringkali disebut juga dengan pendekatan otoriter. Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengharapkan mereka untuk segera melakukannya. Hal ini terefleksi pada sikap bawahannya sbg respon dari gaya kepemimpinannya, perasaan tidak nyaman, tertindas, kurang dihargai itulah yg akhirnya mengurangi motivasi yg mereka miliki sekarang. Tentu saja hal ini sangat berbeda situasinya dengan ketika Budiman masih dlm kesatuan/ korps, dimana semua bawahannya benar2 mengharapkannya untuk dpt berintuisi dlm mengatur strategi sbg aksi yang dapat diambil baik pertahanan maupun perlawanan, tanpa harus meminta saran dari siapapun. Situasi lingkungan bisnis yang secara dinamis terus berubah menuntut seorang pemimpin perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kegagalan dalam mengenal perubahan dan kecepatan beradaptasi dapat menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya saing yang baik karena kurangnya motivasi karyawan dlm berinovasi pada suatu produk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2.) Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.
      Dari pemikiran di atas cukup sesuai dengan gaya kepemimpinan Budiman, bahwa bagi seorang yang dilahirkan dengan karakter tertentu atau lebih tepatnya otoriter, tidak dapat dielakkan lagi bahwa karakter ini harus diperkaya dengan pemahaman potensi dampak yang dapat ditimbulkan oleh tingkah polahnya. Beberapa hal yang harus dikendalikan antara lain;
      a. Hindari untuk mengucapkan kata-kata tidak senonoh yang bagi sebagian besar orang merupakan pembunuhan karakter alias character assassination,
      b. Seimbangkan antara kalimat tuduhan yang menjatuhkan dengan kalimat memuji yang bisa memicu tumbuhnya kreativitas.
      Tipe otoriter disini disamping dampak positif yang dihasilkan termasuk diantaranya keteraturan dan pemenuhan berbagai aturan organisasi yang menjadi lebih mudah untuk dipatuhi, jika otoriternya tidak berlebihan maka akan membawa dampak perbaikan mental bagi segenap bawahan yang menjadi tanggung jawabnya. Pengalaman menunjukkan bahwa beberapa pemimpin otoriter dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang tentunya tidak jauh dari otoriter.
      Sedangkan disisi lain, kepuasan karyawan sudah barang tentu tidak dapat dinilai dari seberapa besar take-home-pay yang mereka dapatkan. Namun kepuasan dapat dilihat dari :
      a. Seberapa besar karyawan loyal alias betah berlama-lama bekerja dalam organisasi,
      b. Seberapa besar semangat mereka menikmati pekerjaannya
      c. Dampak positif yg pasti dihasilkan dari 2 sikap di atas adalah mengakibatkan peningkatan profit organisasi/ perusahaan.
      Beberapa literatur menyatakan bahwa tingkat kepuasan karyawan dapat dikendalikan dengan internalisasi nilai-nilai inti perusahaan yang kemudian akan ditambahi pengaruh dari tipe kepemimpinan dari sang pemimpin di area kerjanya.

      Hapus
    2. 3.) Agar seorang pemimpin dapat efektif dibidangnya ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental yaitu:
      a. Tingkat kesiapan/kematangan individu atau
      b. Kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan. Namun gaya kepemimpinan yang tepat bergantung pula oleh kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya yang mungkin perlu digunakan adalah kombinasi dari perilaku tugas dan hubungan.
      - Perilaku Tugas : Sejauh mana pemimpin merinci tugas dan tanggung jawab seorang pengikut yang mencakup memberikan mereka arah, menetapkan tujuan dan menentukan peran bagi mereka. Biasanya komunikasi satu arah ada yang dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada para pengikut.
      - Perilaku Hubungan : Sejauh mana pemimpin mendengarkan para pengikut dan memberikan dorongan kepada mereka. Disini, komunikasi dua arah ada antara pemimpin dan pengikut.
      Dewasa ini, Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang memiliki sifat-sifat sbb :
      a.) Hati yang Bersih, jika seseorang memimpin dgn hati yg bersih maka dia akan selalu termotivasi untuk berani menghadapi setiap masalah & mampu bertindak bijaksana, adil, jujur, not money oriented or self profits oriented, serta tulus menjalankan tugasnya dengan segala solusi yg inovatif.
      b.) Kesadaran Tinggi, sifat ini tepatnya mengenai kesadaran thdp fungsi & job descriptions dirinya sbg seorang pemimpin. Yaitu untuk membawa masyarakat pada kondisi yang lebih baik, peningkatan disegala bidang, memberi perlindungan serta rasa aman & nyaman kepada seluruh masyarakatnya. Karena tugas yang diemban tidak hanya akan dipertanggung jawabkan kepada seluruh masyarakat, tetapi juga kepada Tuhan YME.
      c.) Lebih Realistis with talk less and more actions dalam menjalankan tugasnya & pembuktian dari semua yg telah dijanjikan dgn memantau/ mengawasi jalannya suatu proses penyelesaian permasalahan, serta tanggap disegala situasi agar tercapai tujuan masyarakat bersama.
      Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik. Itulah basic concept kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke-Indonesiaan, mengingat seluruh departemen pemerintahan telah mengalami birokrasi di luar batas kewajaran, hingga tingkat korupsi disemua lapisan organisasi kepemerintahaan. Ketiga sifat di atas adalah basic criteria dari seorang pemimpin yang diperlukan Indonesia saat ini, karena dengan ketiga sifat tsbt, seorang pemimpin akan menjadi best decisions maker, cakap dlm menangani permasalahan hingga rampung/tuntas, cerdas dalam menciptakan ide2 yg qualified sebagai solusi yang dapat ditawarkan serta direalisasikan. Maka benar adanya, dengan sifat2 luar biasa tsbt seorang pemimpin harus mencurahkan jiwa & raganya sebagai dedikasi untuk memperbaiki dinamika Indonesia yang semakin tak wajar & sangat terlewat batas normal.

      Hapus
  34. Nama : Nova Junita S
    Kelas : VII C
    NIM : 10010164

    1. Menurut saya Drs. Budiman memiliki gaya kepemimpinan militeristik.
    Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari tipe kepemimpinan militeristik ini diantaranya adalah:
    a. Kelebihan :
    1. Disiplin, rajin dalam bekerja dan bersedia bekerja keras
    2. Putusan kekuasaan, tanggung jawab serta membuat keputusan terletak pada satu orang.
    b. Kekurangan :
    1. Para bawahan cenderung pasif
    2. Kurangnya pembinaan dan pengembangan potensi para bawahan.
    3. Mematikan inisiatif dan kretifitas para bawahan.
    4. Munculnya kelompok penentang dari para bawahan akibat dari ketidak puasan.
    5. Komunikasi hanya berlangsung searah.
    6. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.

    Motivasi bawahan Budiman sewaktu menjadi pemimpin di tentara akan merasa terpacu . Berbeda dengan bawahan di perusahaan , karena peraturan di tentara dan perusahaan jauh berbeda begitu juga dalam menjalankan tugas.

    2. Konsekuensinya perusahaan akan sulit dalan menargetkan tujuan . Karena bawahan budiman tidak merasa nyaman dengan gaya kepemimpinan Budiman. Karena tidak dapat mengeluarkan pendapat layaknya karyawan di perusahaan yang semestinya.
    - Saran saya yaitu merubah gaya kepemimpinan Budiman , karena gaya kepemimpinan Otoriter / militeristik tidak cocok untuk di gunakan dalam perusahaan , seperti yang saya jawab pada no 1 . peraturan di tentara jauh berbeda dengan perusahaan .Seharusnya perusahaan memiliki pemimpin yang berjiwa Demokratis / Democratic. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

    3. Menurut saya konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian yaitu Kepemimpinan nasional membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, berlandaskan nilai – nilai Pancasila, UUD 1945, dan GBHN serta dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal Sismennas dan strategi implementasi reformasi birokrasi dalam rambu-rambu good governance, yakni :
    a. membangun kepercayaan masyarakat
    b. membangun komitmen dan partisipasi
    c. mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja
    d. memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan.
    Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dalam rangka pembangunan nasional. Dan itu semua adalah yang selalu diimpi-impikan oleh rakyat Indonesia hingga saat ini.

    BalasHapus
  35. .Gaya kepemimpinan yang digunakan budiman adalah : Tipe kepemimpinan otoriter (dominator) biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya ini akan diproyeksikan tersebut dapat tercapai dengan baik. Keuntungan dan kelemahannya disini bawahannya hanyalah suatu mesin yang dapat digerakan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan. Bawahan adanya hanya menurut dan menjalankan perintah atasan sertatidak boleh membantah, karena pimpinan secara ini tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat. Rapat-rapat atau musyawarah tidak dikehendaki. Berkumpul hanya untuk menyampaikan instruksi-intruksi atau perintah. Pemimpin semacam ini hanya menggantungkan kekuasaannya atas pengangkatan formalnya dan semua tindakannya tidak boleh diganggu gugat dan kekuasaan yang kuat ini mudah menimbulkan sikap menyerah tanpa syarat. Dalam hal ini para anggota kelompok cenderung untuk mengabaikan perintah atau tugas.
    2.Konsekuensinya adalah terciptanya suatu kondisi kerja yang tidak nyaman dan menyebabkan karyawan setengah-setengah menjalankan tugasnya. Karena segala keputusan baik atau buruk sudah ditetapkan oleh pimpinan dan tidak dimusyawarahkan terlebih dahulu. Semangat kerja yang menurun menyebabkan keberhasilan dlm perusahaan bisa saja tidak tercapai.
    Saran untuk budiman adalah mengubah suasana kerja agar lebih terbuka sehingga karyawan hyang mempunyai ide-ide maupun kritik serta saran yang bersifat membangun bisa mengutarakan pendapatnya. Dampak positifnya dalah suasana nyaman sesuai dengan yang diputuskan bersama untuk hasil yang lebih baik.
    3.Konsep kepemimpian yang baik.
    1. Beri teladan tentang arti sukses kepada bawahan.
    2. Beri bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan.
    3. Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan.
    Tak hanya kritik, pujian dan apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi produktivitas dan membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.
    4. Lebih baik bertanya daripada memberi nasihat
    Seringkali bawahan Anda tahu lebih banyak daripada yang Anda pikir mereka ketahui. Tanyakan pendapat mereka tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di kantor.
    5. Bersikaplah ramah.
    Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang lain bersikap ramah kepada Anda jika Anda sendiri tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak perlu menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan bersikap ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.

    NAMA : Denny Firmanto
    NIM : 10010183
    KELAS: VII-C

    BalasHapus
  36. 1. Gaya Kepemimpinan yang digunakan oleh Budiman adalah gaya kepemimpinan otoriter / Authoritarian, gaya kepemimpinan ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri (Pimpinan) secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Gaya kepemimpinan yang diambil Budiman membuat motivasi kerja karyawan di Perusahaan yang Ia Pimpin semakin menurun.Karena Budiman masih membawa gaya kepemimpinan dari tempat kerja yang dahulu. Disaat Budiman memimpin di Korps nya gaya kepemimpinan otoriter sangat dibutuhkan untuk memberi perintah terhadap bawahan yang memang tidak dapat ditentang oleh bawahan, namun di perusahaan yang saat ini Budiman pimpin gaya kepemimpinan ini tidak sesuai.digunakan Dalam perusahaan seorang pemimpin butuh saran pendapat dari karywan dan bawahannya untuk memajukan Perusahaan tersebut.oleh karena itu kinerja kerja karyawan di Perusahaan yang Budiman Pimpin semakin menurun.keuntungan gaya kepemimpinan otoriter pimpinan dengan mudah memberi perintah kepada karyawan atau bawahan, gaya kepemimpinan ini juga dapat mempersingkat waktu dalam mengambil kebijakan/ keptusan dalam perusahaan karena pemimpin langsung memberikan instruksi pada karyawan/ bawahan, sedangkan kelemahannya karyawan akan merasa tidak dihargai karena tidak dapat memberikan pendapat pada pimpinan yang mungkin pendapat dari karyawan dapat memajukan perusahaan.Apabila Budiman tidak merubah gaya kepemimpinannya maka kinerja para karyawan yang Ia pipmpin akan semakin menurun. Para karyawan akan merasa tidak dihargai,karena para karyawan tidak dapat menyampaikan pendapat/ saran untuk memajukan perusahaan. Hal ini juga dapat mempengaruhi stabilitas peusahaan. Saran saya untuk mengubah keadaan ini, Budiman harus dapat mengubah gaya kepemimpinan nya yang otoriter dalam perusahaan menjadi gaya kepemimpinan demokratis , gaya kepemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Dengan demikian karyawan juga merasa dihargai oleh Pimpinan / atasan sehingga kinerja kerja karyawan semakin meningkat untuk memajukan Perusahaan tersebut.
    2. Konteks kepemimpinan kedepan dalam konteks dinamika ke- Indonesiaan yaitu, proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah baik di tingkat Nasional maupun di masing-masing Daerah harus diserasikan. Dengan demikian, strategi dan pelaksanaan pembangunan Indonesia yang inklusif dapat segera dilaksanakan secara efektif dan saling menunjang. Peran kepemimpinan nasional untuk mengarahkan pembangunan nasional ini menjadi kunci keberhasilan pencapaian berbagai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.Wawasan kebangsaan para pimpinan nasional yang tertuang dalam pemahaman akan empat pilar (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI) menjadi dasar bagi pembentukan kepemimpinan nasional yang baik. Dalam pendekatan teori Kepemimpinan Nasional, wawasan nusantara dan ketahanan nasional merupakan cara pandang dan konsepsi berpikir untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap pimpinan di semua level sebagai mana diamanatkan presiden terutama pada tataran kebijakan dan operasional harus memiliki pemahaman dan penghayatan yang sama tentang hal ini agar terhindar dari sikap ego kedaerahan, mencari prestise dan menikmati enaknya jadi pemimpin. Visi, persepsi dan interpretasi, keserasian, keseimbangan dan rasa memiliki serta bertanggungjawab menjadi dasar penyelarasan pengembangan iptek di berbagai level. Melalui pemahaman Wasantara dengan benar akan terlihat implementasi kepemimpinan yang mempunyai wawasan kebangsaan serta meletakan penjabaran kepentingan nasional diatas segalanya dengan diilhami visi pada konsepsi Ketahanan Nasional.
    Nama: vivien valentina haloho
    NIM : 10010058
    smt : VII C





















    BalasHapus
  37. Nama : Zillo Tirza Priscilla
    Nim : 10010078
    Semester : VII C / SORE

    1. Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Budiman adalah gaya kepemimpinan Otoriter
    Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau pimpinan itu mengganti sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijakan hanya ditetapkan sendiri oleh pimpinan. Bahwa tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
    Orientasi kepemimpinan difokuskan hanya untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai dengan kurang memperhatikan kesejahteraan bawahannya. Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (close management) kurang menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya pengendaraan kurang mendapatkan perhatian.
    • Keuntungan gaya kepemimpinan ini adalah adanya peningkatan produktivitas kerja pegawai dan adanya kedisplinan para pekerja dalam suatu pekerjaan. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis, Ketepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktivitas dapat naik, Keputusan dapat diambil secara cepat dan mudah dilakukan pengawasan
    • Kelemahan gaya kepemimpinan ini adalah Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah, dan tidak puas, Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah, setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya dan pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
    Motivasi bawahan Budiman yang dulu sewaktu di korps bisa lebih menerima gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Budiman karena motivasi dalam militer adalah komando atau perintah yang harus dilakukan dan bersifat mendidik, sedangkan pada perusahaan yang sekarang tidak baik dilakukan karena dalam perusahaan butuh suatu kerja sama dan timbal balik antara pemimpin dan bawahan.

    2. Konsekuensi jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka produktivitas perusahaan akan semakin menurun dan target tidak akan terpenuhi, karena bawahan Budiman yang semakin tidak nyaman dan tidak bersemangat serta bekerja tidak dengan sepenuh hati.
    Saran saya :
    Menjadi seorang pemimpin memang tidak mudah tapi ada baiknya jika seorang pemimpin perusahaan membentuk suasana kerja menjadi nyaman agar setiap karyawan dapat bekerja dengan sepenuh hati dan tidak bersungut-sungut, sehingga apa yang diperintahkanoleh pemimpin dapat dilakukan oleh karyawan-karyawannya dengan sepenuh hati tanpa adanya unsur keterpaksaan. Dan menjadi seorang pemimpin harus mau mendengarkan setiap pendapat, kritik dan saran dari para karyawan agar dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas sebuah perusahaan menjadi lebih baik..
    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke-Indonesiaan :
    Di Indonesia tidak hanya dibutuhkan seorang pemimpin yang pintar berpolitik dan berorientasi saja tetapi juga sangat dibutuhkan seorang pemimpin yang adil, jujur, tegas, dan bijaksana serta berwibawa. Yang terpenting adalah pemimpin harus mengerti dan memahami secara utuh akan nilai dan norma dari Pancasila sebagai Dasar Negara. Beriman, berprikemanusiaan, memiliki kesatuan hati terhadap masyarakat, kebijaksanaan, dan keadilan yang merata, sehingga dapat menjadi panutan yang baik bagi masyarakat Indonesia. Dan jug amemiliki wawasan dan pandangan yang luas yang tidak hanya memikirkan tentang kekuasaan dan wewenang saja tetapi juga memikirkan kesejahteraan masyarakat.

    BalasHapus
  38. Nama : Johan Saputra
    kls : Perdata Malam/C
    NIM : 10010028


    1. Gaya Kepemimpinan yang otoriter
    • Keuntungan dan kelemahannya :
    Keuntungan menggunakan gaya otoriteryaitu dapat membuat / membentuk karyawan disiplin.
    Sedangkan kelemahannya adalah bawahan merasa tidak leluasa dalam membangun komunikasi timbale balik karena terlalu formal dan bersifat perintah sehingga membentuk lingkungan yang kaku tidak harmonis.
    • Motivasi bawahan Budiman sewaktu di korpsnya lebih bisa menerima yang diberikan Budiman karena setiap motivasi dalam militer adalah perintah, sedfangkan pada perusahaan yang sekarang tidak baik karena bawahan merasa terkekang dan tidak di manusiakan.

    2. a). Konsekuensinya :
    Dalam hal ini jika Budiman tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya maka target yang diberikan perusahaan tidak akan tercapai, itu karena bawahan Budiman sudah tidak merasa nyaman dan tidak bersemangat dalam bekerja.
    b). Saran saya :
    Sudah seharusnya seorang pemimpin dapat membentuk atau embuat suasana kerja yang nyaman bagi karyawan sehingga apa yang menjadi perintah dapat dikerjakan tanpa adanya unsure terpaksa. Sebaiknya Budiman merubah gaya dalam memimpin perusahaan tersebut, yaitu dengan membangun komunikasi yang baik, yang mau mendengar keluhan serta masukan dari bawahan tanpa mengurangi prisip-prinsip kemimpinan dan prinsip-prinsip peraturan perusahaan tersebut.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke – Indonesian :
    Seorang pemimpin harus tahu nilai-nilai dasar Negara, norma-norma dan tentunya memiliki dasar hati nurani yang baik dan bijaksana.
    Di Negara kita tercinta ini, sangat dibutuhkan pemimpin yang Adil, jujur,tegas dan bijaksana. Tidak lagi dibutuhkan oleh Negara ini pemimpin yang hanaya pintar beretorika, atau hanya mengedepankan pencitraan belaka. Negara ini butuh pemimpin yang dapat mementingkan kepentingan bangsa dan Negara, pemimpin yang takut akan azab tuhan jika berbuat diluar ketentuan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, bukan pemimpin yang selalu sibuk meraup keuntungan sebesar-besarnya karena posisi yang strategis, atau pemimpin yang sibuk dengan kepentingan partainya saja.
    Harapan bangsa ini semoga kelak timbul pemimpin yang Adil, tegas dan bijaksana. Yang berani mengatakan siapkan peti mati untuk saya jika terbukti saya mementingkan keuntungan pribadi saya, siapkan peti mati untuk semua jajaran staf saya jika mereka terbukti memperkaya diri sendiri. Dan tentunya pernyataan tersebut didasari niat yang tulus dan siap menerima konseksuensinya, dengan demikian bangsa ini akan kembali jaya dan bermartabat.

    BalasHapus