Selasa, 05 November 2013

SOAL UTS LEADERSHIP (SMT VII- A,B/PAGI)


KERJAKAN SOAL DI BAWAH INI DENGAN MENGISI KOLOM KOMENTAR !

Teori Maslow (1954) “That people’s needs depend on what they already have. In a sense, then, a satisfied needs isn’t a motivator. Human needs, organized in a hierarchy of importance, are physiological, safety, belongingness, esteem, and self actualization”

 
Abraham Harold Maslow (1908-1970) adalah psikolog Amerika yang merupakan seorang pelopor aliran psikologi humanistik. ”Hierarchy of Needs” atau teori hirarki kebutuhan adalah teorinya Menurut Maslow, setiap manusia memiliki hirarki kebutuhan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. kebutuhan adalah : Kebutuhan Fisik (Biological and Physiological needs), Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs), Kebutuhan Sosial (Belongingness and Love Needs), Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) dan Kebutuhan Aktualisasi Diri Contoh : pertumbuhan potensi diri, pemenuhan diri. 
soal !
1.      Jelaskan relasi antara teori kebutuhanya Maslow tersebut diatas dengan teori leadershipnya Blanchard ?
2.      Jelaskan tentang konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian ?

----kerjakan sendiri, jika terdapat kesamaan jawaban maka akan saya batalkan keduanya-----
                                  ---------------selamat mengerjakan---------------------

45 komentar:

  1. 1. Teori leadership Maslow memiliki bentuk, ukuran dan format. Beberapa di antaranya adalah elegan, tepatnya menjelaskan kebaikan dengan variabel yang sesedikit mungkin. Tipe analisis yang cocok dengan ini adalah teori universal. Teori leadership berusaha menjelaskan leadership dalam cara seragam apapun situasinya. Teori tersebut komprehensif, dan mencoba mempertimbangkan semua faktor signifikan. Beberapa teori mencoba menjelaskan aspek sempit leadership, seperti sebab dan akibat proses atribusi leader terhadap follower. Teori lain mencoba menjelaskan berbagai fungsi leadership, sehingga bukan hanya produksi dan kepuasan kerja, tapi juga kebutuhan akan kecocokan eksternal dan perubahan organisasi yang harus dibutuhkan. Kadang, gaya leadership digunakan sebagai variabel independen, kadang sebagai variabel dependen, dan di waktu lain sebagai kontingensi.Blanchard menjelaskan bahwa follower yang rendah kompetensi tapi tinggi komitmen, seperti pegawai baru, mau mematuhi instruksi dan struktur tapi tidak butuh banyak perilaku supportif. Tipe situasi ini membutuhkan gaya directing. Follower yang memiliki kompetensi moderat tapi rendah komitmen karena kurang konfidensi tetap membutuhkan banyak perilaku direktif dan perilaku supportif untuk mendorong mereka. Gaya coaching mendorong keterlibatan tinggi dengan bawahan, dengan leader menunjukkan keterlibatan besar dalam tujuan dan supervisi. Ketika kompetensi follower naik dalam range moderat, dan mampu mengatasi masalah dan isu, leader harus memberikan arahan rendah dan dukungan tinggi. Dalam gaya supporting, leader menekankan pentingnya partisipasi bersama di dalam pembuatan keputusan bawahan atau ketersediaan penyelesaian masalah. Terakhir, follower yang sangat mature perlu sedikit arahan atau dukungan. Follower mencari advis dan dukungan teknis berdasarkan kebutuhan. Kebutuhan emosi cenderung jauh lebih lunak, seperti rekognisi keahlian, bukan pujian. Gaya delegating (delegasi) berasumsi bahwa independensi pekerja relatif adalah sebuah strategi reward dan efisiensi.
    Keunggulan teori ini bisa terbilang signifikan. Yang pertama adalah bahwa beberapa aspek model memiliki tampilan intuitif. Aspek mayoritas kerja memiliki validitas muka yang besar karena ini menggunakan model pembelajaran pengembangan yang banyak diterima. Ketika orang tidak tahu cara melakukan sesuatu, maka mereka butuh arahan. Ketika mereka belajar, mereka kurang butuh arahan. Dalam cara sama, perilaku supportif selalu berubah menurut tipe kebutuhan dan maturitas follower.

    Deddy Setiawan /10010041 VIII-C

    BalasHapus
  2. 2. untuk jiwa konsep kepemimpinan nasional indonesia adalah Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada
    dasarnya dapat diter
    angkan melalui tiga alir
    an teori berikut ini.
    Teori Genetis (Keturunan).
    Inti dari teori menyatakan
    bahwa
    “Leader are born and nor made”
    (pemimpin itu
    dilahirkan (bakat) b
    ukannya dibuat). Para
    penganut aliran teori
    ini mengetengahkan
    pendapatnya bahwa seorang pemimpin
    akan menjadi pemimpin karena ia
    telah dilahirkan dengan bakat
    kepemimpinan. Dalam keadaan
    yang bagaimanapun seseorang
    ditempatkan karena ia telah
    ditakdirkan menjadi pemimpin,
    sesekali kelak ia akan timbul
    sebagai pemimpin. Teori Sosial.
    Jika teori pertama di atas adalah teori yang
    ekstrim pada satu sisi, maka
    teori inipun merupakan ekstrim
    pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader
    are made and not born” (pemim
    pin itu dibuat atau dididik
    bukannya kodrati). Jadi teori in
    i merupakan kebalikan inti teori
    genetika. Para penganut teor
    i ini mengetengahkan pendapat
    yang mengatakan bahwa setiap or
    ang bisa menjadi pemimpin
    apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
    Teori Ekologis.
    Kedua teori yang ekstrim di atas tidak
    seluruhnya mengandung
    kebenaran, maka sebagai reaksi
    terhadap kedua teori
    tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori
    yang disebut teori ekologis
    ini pada intinya berarti bahwa
    seseorang hanya akan berhasil
    menjadi pemimpin yang baik
    apabila ia telah mem
    iliki bakat kepemimpina
    n. Bakat tersebut
    kemudian dikembangkan melalui
    pendidikan yang teratur dan
    pengalaman yang memungkin
    kan untuk dikembangkan lebih
    lanjut. Teori ini menggabungkan
    segi-segi positif dari kedua
    teori terdahulu sehingga dapat
    dikatakan merupakan teori yang
    paling mendekati kebenaran. Na
    mun demikian, penelitian yang
    jauh lebih mendalam masih dipe
    rlukan untuk dapat mengatakan
    secara pasti apa saja faktor y
    ang menyebabkan timbulnya sosok
    pemimpin yang baik.

    Deddy Setiawan 10010041/VIII-C

    BalasHapus
  3. teori ini menyatakan bahwa ada suatu hierarki lima kebutuhan-physiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Apabila satu kebutuhan telah dipuaskan maka kebutuhan berikutnya menjadi dominan.Hipotesis yang diajukan Maslow dalam teori ini adalah “bahwa dalam setiap diri manusia terdapat lima kebutuhan dasar meliputi :
    1. Kebutuhan pertama, fisiologis (fisik) seperti rasa lapar, haus, seksual dan kebutuhan fisik lainnya
    2. Kebutuhan kedua, rasa aman yaitu kebutuhan untuk memperoleh perlindungan dari bahaya fisik dan emosional
    3. Kebutuhan ketiga, sosial yaitu kebutuhan rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan dan persahabatan
    4. Kebutuhan keempat, penghargaan yaitu faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta faktor-faktor kebutuhan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
    5. Kelima, dan kebutuhan tertinggi adalah aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya meliputi : pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
    Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka teori tingkat kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow (fisiologis, keamanan, social, penghargaan, dan aktualisasi diri) dapat menjadi model atau pedoman bagi pemimpin dalam mengembangkan system motivasi yang paling efektif. Seorang pemimpin , dengan pemahaman yang dalam bahwa seseorang tak hidup hayana dengan makan saja, tetapi juga memerlukan pertumbuhan psikologis, akan tetapi mengembangakan berbagai program yang mampu menghasilkan kontribusi optimal dari bawahannya. Tegasnya, suatu program yang memfokuskan diri pada semua sisi kebutuhan yang disebut di atas (fisiologis, keamanan, social, penghargaan, dan aktualisasi diri) dianggap memiliki probabilitas yang tinggi lebih tinggi dalam memotivasi daripada program yang bersifat parsial.

    BalasHapus
  4. Kepemimpinan yang efektif adalah suatu unsur yang amat esensial bagi kesuksesan suatu organisasi. Kepemimpinan yang efektif dapat membuat suatu organisasi tumbuh, berhasil, dan mampu bersaing. Tanpa hal ini, banyak organisasi tidak mampu bertahan. Kesadaran akan hal inilah yang mendasari beberapa teori kepemimpinan modern yang disebut sebagai teori kontingensi keefektifan pemimpin. Teori ini terdiri dari dua tema pokok. Tema pertama yaitu bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang terbaik. Tema kedua yaitu adanya masalah keefektifan pemimpin, bahwa seorang pemimpin harus mengidentifikasikan kondisi-kondisi dan faktor-faktor dalam diri mereka yang menentukan dan sampai sejauh mana, akan mempertinggi kinerja dan kepuasan karyawan. Kepemimpinan tidak terdapat dalam suatu lingkungan yang terisolir. Seorang pemimpin harus menggunakan pengaruhnya pada sekelompok karyawan dalam situasi yang berubah-ubah. Strategi yang efektif sangat mungkin untuk bervariasi dari situasi satu ke situasi lainnya. Seorang pemimpin yang mampu menyesuaikan kepemimpinannya sesuai dengan faktor kontingensi yang berlaku akan mampu meningkatkan motivasi karyawannya.
    Sebagai kesimpulan dari uraian di atas adalah bahwa kepemimpinan itu ada di mana – mana, baik di organisasi formal maupun organisasi informal. Pemimpin perlu melakukan fungsinya secara proporsional agar pencapaian tujuan kelompok terjamin baik, dan menghindari perilaku – perilaku non fugnsional karena dapat menghambat tercapainya tujuan kelompok,
    Pemahaman terhadap berbagai aspek kepemimpinan serta kebutuhan manusia, termasuk pengikut penting sekali bagi seorang pemimpin karena hal itu berkaitan dengan motivasi. Dengan mengetahui kebutuhan pengikut maka pemimpin akan dapat menentukan cara – cara yang tepat untuk dipakai dalam memotivasi pengikutnya. Selain itu, dari mana sumber kekuasaan didapatkan oleh si pemimpin ikut juga menentukan keberhasilan kepemimpinannya.
    Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.

    BalasHapus
  5. Fenomena globalisasi berpengaruh kepada pergeseran atau perubahan tata nilai, sikap dan perilaku pada semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan yang positif dapat memantapkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan mengembangkan kehidupan nasional yang lebih berkualitas. Tuntutan dan aspirasi masyarakat terakomodasi secara positif disertai upaya-upaya pengembangan, peningkatan pemahaman, penjabaran, pemasyarakatan, dan implementasi Pancasila dalam semua aspek kehidupan. Adapun perubahan yang negatif harus dideteksi dan diwaspadai sejak dini serta melakukan aksi pencegahan berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
    Pemimpin merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan kehidupan nasional. Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila.Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal proses pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga bangsa di seluruh wilayah nusantara. Kepemimpinan nasional tersebut memerlukan suatu sistem manajemen nasional (Sismennas) untuk menjalankan mekanisme siklus penyelenggaraan negara dan dapat menggerakkan seluruh tatanan untuk mengantisipasi perubahan dan mendukung keberlangsungan kehidupan nasional.
    Kepemimpinan nasional membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal Sismennas dan strategi implementasi reformasi birokrasi dalam rambu-rambu good governance, yakni (i) membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii) mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan. Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dalam rangka pembangunan nasional.
    Sebagai kesimpulan konsep kepemimpinan yang dibutuhkan ialah Pemimpin pada berbagai tingkatan dan hirarki harus sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya, merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan kehidupan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi paradigma nasional dengan kemampuan (i) memantapkan integrasi bangsa dan solidaritas nasional, (ii) mementingkan stabilitas nasional untuk meningkatkan rasa kebangsaan, (iii) memahami perubahan dan melaksanakan pembaharuan dalam manajemen pemerintahan dan (iv) menggunakan pendekatan politik dalam upaya pencarian solusi untuk menangani permasalahan dalam kehidupan masyarakat

    Nama : Oktifani Hanum Muffidah
    Nim : 10010178
    kelas : VII-A

    BalasHapus
  6. 1)Teori Maslow, yaitu beliau mempercayai bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi dari dalam dirinya untuk mencapai tingatan aktualisasi diri. Dan untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yg terjadi disekelilingnya. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "Puncak Kehidupan"saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Namun perkembangan teori ada suatu kritikan yang mendasar dari salah seorang filsuf lainnya untuk merubah salah satu dari teori yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Blanchard sendiri berusaaha untuk lebih mengembangkan teori yang sudah ada, termmasuk teori Maslow tersebut yang menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan harus bersifat khusus yang dimulai dari durektif, partipasif dan suportif. Sedangkan kesiapan dalam konteks ini adalah merujuk pada sampai dimana pengikut memiliki kemampuan dan keediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu.Pada dasarnya membutuhkan relasi yang cukup tinggi untuk pendapat para tokoh tersebut demi terciptanya kehidupan manusia yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  7. 1. Blanchard menawarkan teori kepemimpinan situasional yang merupakan kepemimpinan berdasarkan pada situasi tertentu yang dipengaruhi 2 faktor yaitu komitmen dan kompetensi. Pada teori ini menggunakan metode pendekatan situasional untuk mengelola orang. Dan untuk sekelompok manusia yang di kelola oleh seorang pemimpin mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan yang ingin mereka penuhi mulai dari kebutuhan paling dasar yaitu fisiologis, rasa aman, sosial, dihargai,dan diperhatikan. Misalkan pada kebutuhan fisiologis karyawan yang bekerja membutuhkan gaji, selain itu mereka membutuhkan waktu untuk istirahat dan makan yang cukup. Sehingga seorang pemimpin harus bisa mengidentifikasi tingkat kebutuhan karyawan kemudian kebutuhan tersebut dimanfaatkan sebagai dorongan untuk motivasi.
    2.Untuk konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif saya lebih setuju dengan Teori penetapan tujuan dari Dr. Edwin Locke. Dia mengatakan bahwa tujuan spesifik dan sulit menyebabkan kinerja tugas yang lebih baik dari tujuan yang mudah. Pada teori ini ada 5 prinsip penetapan tujuan yaitu kejelasan, tantangan, komitmen, umpan balik, kompleksitas tugas. Namun mereka juga harus disediakan waktu yang cukup untuk memenuhi tujuan atau meningkatkan kinerja yaitu untuk berlatih dan mempelajari apa yang di harapkan. Bagi bangsa indonesia yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpinan nasional yang menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah pancasila. Sehingga kepemimpinan nasional harus berpandangan jauh kedepan atau memiliki visi yang jelas, yang mampu menjangkau ketidakmenentuan dalam lingkungan yang cepat berubah.

    Aptina
    VII-A
    10.010.066

    BalasHapus
  8. Detail teori tersebut adalah tentang teori Hierarki kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut ;
    1. Kebutuhan fisiologis atau dasar
    2. Kebutuhan akan rasa aman
    a. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
    b. Kebutuhan untuk dihargai
    c. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
    Didalam hirarki ini, ia menggunakan suatu susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasaryang memotivasi individu.
    Kebutuhan yang paling dasar , yaitu kebutuhan fisiologis yaitu ( fisiologis akan makanan , air , tidur, tempat tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri ) harus dipenuhi pertama kali.
    Tingkatan kedua yakni kebutuhan akan keselamatan, keamanan dan bebas dari bahaya atau ancaman kerugian.
    Tingkatan ketiga yakni kebutuhan akan mencintai dan rasa ingin memiliki, yang mencakup membina hubungan keluarga , persahabatan dan hubungan sekaligus dukungan.
    Tingkatan keempat yakni kebutuhan harga diri, yang mencakup kebutuhan untuk ingin dihormati dan dihargai oleh orang sekitar.
    Tingkat yang paling tinggi ialah aktualisasi diri, kebutuhan akan kecantikan, kebenaran dan keadilan.
    Maslow mengajikan hipotesis bahwa kebutuhan dasar ditingkat paling bawah piramida akan mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi , kemudian tingkat selanjutnya menjadi dominan.
    Model maslow yang berbentuk peringkat itu merupakan perkembangan "ontological" individu karena setiap peringkat perkembangan perlu dilalui oleh individu.
    Dan menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada motivasinya, yang tidak selalu stabil sepanjang kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatic atau kesehatan yang terganggu juga dapat menyebabkan individu mundur ketingkat motivasi yang lebih rendah.

    Sary WUlandary
    10010084 /B

    BalasHapus
  9. 2) konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke Indonesia yaitu, secara struktural kepemimpinan nasional kedepan masih terdiri dari pejabat-pejabat lembaga pemerintahan negara dan dipimpin lembaga-lembaga yang berkembang di masyarakat. Yang juga secara fungsional berperan dan berkewajiban memimpin orang dan lembaga yang dipimpinnya dalam upaya mewujudkan cita-cita dalam tujuan bernegara.
    Sedangkan konsep tersebut demi kebaikan bangsa indonesia sendiri seorang pemimpin harus memiliki unsur-unsur yakni:
    pemipin diindonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila, pemimpin harus mampu menanggapi kemajuan IPTEK/kemajuan zaman, Pemimpin harus memiliki rasa timbul kepatuhan yang dipimpinnya bukan karena ketakutan tetapi karena kesadaran dan kerelaan, pemimpin harus bertanggung jawab atas segala tindakan/perbuatan yang dipimpinnya.
    Jika tidak memiliki unsur-unsur kepemimpinan tersebut negara tidak akan membawa perubaahan yang lebih baik lagi, malah akan terjadi kekacauan yang bisa lebih parah lagi.
    Dikarenakan pada saat ini era globalisasi sangat berpengaruh kepada pergeseran/perubahan tata nilai, sikap dan perilaku pada semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangs dan bernegara.
    Dengan adanya perubahan yang positif akan memantabkan nilai-nilai pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa serta mengembangkan kehidupan nasional yang lebih berkualitas untuk masa depan yang akan datang.


    AGTRILIA TRISTANTI
    10.01.042/VII A/Perdata

    BalasHapus
  10. 1. Relasi antara teori kebutuhan Maslow dengan teori leadership Blanchard
    Hersey dan Blanchard mengatakan bahwa seseorang pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya (leadership style) dengan tahap pengembangan para bawahannya (follower development level) yakni berdasarkan sejauh mana kesiapan dari para bawahan tersebut untuk melaksanakan suatu tugas yang akan mencakup di dalamnya kebutuhan akan kompetensi dan motivasi.
    Fondasi dasar teori kepemimpinan situasional adalah tidak ada satu gaya kepemimpinan yang terbaik. Model Gaya Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard terletak pada dua konsep dasar yaitu perpaduan antara gaya kepemimpinan dan tahap pengembangan / tingkat kematangan individu atau kelompok. Menurut Harsey dan Blanchard, terdapat empat gaya kepemimpinan (S1 sampai S4) yang disesuaikan dengan tahap pengembangan karyawan (D1 sampai D4). Gaya kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin akan menentukan keberhasilan tugas yang dilakukan oleh orang yang dipimpinnya.
    Situasi Kepemimpinan S1 (Telling/Directing). Situasi ini terjadi pada saat bawahan tidak mampu menjalankan tugas dan tidak mau atau takut mencoba sesuatu yang baru sehingga harus menjalankan peran mengarahkan yang sangat besar dan memerintahkan apa yang harus dilakukan para bawahan. Ini biasanya terjadi pada karyawan baru yang belum mengetahui seperti apa sebuah pekerjaan dilakukan. Pada tahap ini perhatian masih ditujukan untuk mengembangkan kompetensi bawahan yang praktis belum terbangun dengan baik. Atasan juga akan mengembangkan struktur pekerjaan tentang bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dan bagaimana pengendalian dilakukan dengan baik. Pada intinya pada situasi seperti ini bawahan hanya mengerjakan apa yang diperintahkan oleh atasan.
    Situasi Kepemimpinan S2 (Selling/Coaching). Situasi ini terjadi pada saat bawahan memiliki kompetensi yang kurang namun mereka memiliki keinginan untuk bekerja yang kuat dan mau mencoba hal-hal yang baru. Pada situasi ini pemimpin lebih berperan memberikan saran mengenai pelaksanaan berbagai pekerjaan daripada memerintah bawahan untuk mengerjakan pekerjaan secara detail. Dengan demikian pemimpin harus mencoba “menjual” berbagai ide mengenai cara melaksanakan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien agar motivasi yang sudah dimiliki oleh bawahan yang dipimpinnya dapat lebih ditingkatkan lagi agar pekerjaan yang diberikan kepadanya dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
    Situasi Kepemimpinan S3 (Participating/Supporting). Pada situasi ini, bawahan memiliki kompetensi yang tinggi tetapi mereka enggan atau memiliki perasaan tidak aman untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dalam situasi seperti ini pemimpin harus menunjukkan apa yang harus dikerjakan oleh para bawahan dan meminta para bawahan untuk bekerja sama melaksanakan pekerjaan yang telah menjadi kewajiban para bawahan karena para bawahan memiliki kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dalam situasi ini, pemimpin juga harus memberikan motivasi / mendorong karyawan dengan tujuan meningkatkan percaya diri yang mereka miliki bahwa mereka mampu melaksanakan tugasnya.
    Situasi Kepemimpinan S4 (Delegating/Observing). Pada situasi ini karyawan memiliki kompetensi dan juga komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas sehingga pemimpin dapat melakukan pendelegasian pekerjaan kepada para bawahan. Akibatnya para pemimpin dalam situasi ini memiliki fokus terhadap pekerjaan dan hubungan kerja yang rendah dengan bawahannya. Para bawahan dalam situasi ini memerlukan dukungan yang kecil dari para pemimpin karena mereka dapat mengerjakan pekerjaan secara mandiri.

    BalasHapus
  11. 2. Jawaban
    Kepemimpinan nasional memiliki peran penting mengimplementasikan falsafah Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, mengembangkan wawasan kebangsaan dan upaya-upaya peningkatan kualitas SDM dalam pembangunan nasional. Pemimpin pada berbagai tingkatan dan hirarki sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya, merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan kehidupan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, reformasi birokrasi dan pembangunan hukum dan aparatur dalam rangka terciptanya good governance untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis untuk menghasilkan manfaat dalam pembangunan nasional.


    IKE ANDRIAN PUSPANINGTYAS
    VII - A PERDATA (10.010.155)

    BalasHapus
  12. Nama : Camelia Puspita Devi
    NIM : 10010207
    Kelas : VII C

    1.) Untuk menjelaskan suatu relasi, tentunya kita harus memahi terlebih dahulu masing-masing teori tsbt. Pertama-tama saya akan coba lebih menelaah lebih jauh tentang Teori Maslow, sbb :
    Teori Maslow Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
    a.) Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan hirarki kebutuhan manusia paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
    b.) Kebutuhan Rasa Aman, hal ini dapat dicontohkan seperti apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
    c.) Kebutuhan Sosial, jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
    d.) Kebutuhan Penghargaan, sedangkan kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
    e.) Kebutuhan Aktualisasi Diri, merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.

    Ken Blanchard
    adalah seorang pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of Organizational Behavior (skarang sudah terbit dalam edisi yang ke-9). Blanchard menawarkan teori Kepemimpinan Situasional (Situational Leadership) menjadi “Pendekatan Situasional untuk Mengelola Orang/ Situational Approach to Managing People”. Blanchard dan rekan-rekannya terus merevisi Pendekatan Situasional untuk Mengelola Orang, dan pada tahun 1985 diperkenalkan Kepemimpinan Situasional II (SLII).
    Definisi kepemimpinan situasional adalah “a leadership contingency theory that focuses on followers readiness/maturity”. Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.
    Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional adalah tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik. Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang tepat.
    "According to this model, the leader has to match the leadership style according to the readiness of subordinates which moves in stage and has a cycle. Therefore, this theory is also known as the life-cycle theory of leadership", (Kenneth Blanchard) yang dalam penerjemahannya adalah sbb :
    "Menurut model ini, pemimpin harus sesuai dengan gaya kepemimpinan sesuai dengan kesiapan bawahan yang bergerak di panggung dan memiliki siklus. Oleh karena itu, teori ini juga dikenal sebagai teori siklus hidup kepemimpinan".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi dari semua penjelasan di atas, dapat kita tarik relation/relasi/hubungan antara kedua teory tsbt. Dimana Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.
      Hal ini cukup berkesinambungan dimana Teori yang dikembangkan oleh Kenneth Blanchard, yang mana di dasarkan pada 'kesiapan' tingkat orang-orang pemimpin yang berusaha untuk mempengaruhi. Kesiapan adalah sejauh mana para pengikut memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kemampuan adalah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dimiliki seorang individu untuk melakukan pekerjaan itu dan disebut kesiapan kerja. Kesediaan adalah motivasi dan komitmen yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Gaya kepemimpinan tergantung pada tingkat kesiapan pengikut.
      Sehingga secara ringkas dapat saya jelaskan sbb:
      Dengan pemimpin yang cakap, karismatik, komunikatif, serta mampu mendelegasikan tugas dengan baik maka dapat dikategorikan sebagai seorang pemimpin yang berkulitas tinggi, dimana dlm teori Maslow disebut Kebutuhan Sosial (Belongingness and Love Needs), Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) dan Kebutuhan Aktualisasi Diri Contoh : pertumbuhan potensi diri, pemenuhan diri.
      Begitu pula dengan kebutuhan bawahannya, sebagai seorang pekerja tentunya mereka ingin merasakan keamanan, kenyamanan, dihargai dlm job descriptions mereka masing2 akan terpenuhi dgn performa pemimpin seperti di atas.
      Inilah relation/relasi/hubungan yang dapat saya lihat & coba untuk sampaikan.

      Hapus
    2. 2.) Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan.
      Dari cara pandang ini, agar seorang pemimpin dapat efektif dibidangnya ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental yaitu: tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan. Namun gaya kepemimpinan yang tepat bergantung pula oleh kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut.
      Dari teori yang dikembangkan oleh Hersey and Blanchard, Kesiapan ( R ) dibagi menjadi sebuah kontinum empat tingkat yaitu:
      R1 - kesiapan pengikut rendah - mengacu pada kemampuan rendah dan rendahnya kesediaan pengikut yaitu mereka yang tidak mampu dan tidak aman
      R2 - rendah ke kesiapan pengikut moderat - mengacu pada kemampuan rendah dan kemauan yang tinggi dari pengikut yaitu mereka yang tidak mampu tapi percaya diri
      R3 - moderat untuk kesiapan pengikut tinggi - mengacu pada kemampuan dan kemauan tinggi rendahnya pengikut yaitu orang yang mampu tapi tidak aman
      R4 - kesiapan pengikut tinggi - mengacu pada kemampuan tinggi dan kemauan tinggi pengikut yaitu mereka yang mampu dan percaya diri.
      Arahnya disediakan oleh pemimpin di tingkat yang lebih rendah kesiapan. Oleh karena itu, keputusan seorang pemimpin diarahkan. Di sisi lain, arah disediakan oleh pengikut di tingkat yang lebih tinggi kesiapan. Oleh karena itu, keputusan dalam hal ini adalah pengikut diarahkan. Ketika para pengikut bergerak dari tingkat rendah ke tingkat tinggi kesiapan, kombinasi dari tugas dan perilaku hubungan yang sesuai dengan situasi mulai berubah .
      Untuk masing-masing dari empat tingkat kesiapan, gaya kepemimpinan yang digunakan mungkin kombinasi dari tugas dan perilaku hubungan.
      Perilaku Tugas : Sejauh mana pemimpin merinci tugas dan tanggung jawab seorang pengikut yang mencakup memberikan mereka arah, menetapkan tujuan dan menentukan peran bagi mereka. Biasanya komunikasi satu arah ada yang dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada para pengikut.
      Perilaku Hubungan : Sejauh mana pemimpin mendengarkan para pengikut dan memberikan dorongan kepada mereka. Disini, komunikasi dua arah ada antara pemimpin dan pengikut.
      Dengan menggabungkan tugas dan perilaku hubungan, kita sampai pada berikut empat gaya kepemimpinan yang berbeda yang sesuai dengan berbagai tingkat kesiapan seperti terlihat pada Figur 1 (pertama/pemimpin).
      S1 - Telling : Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut rendah ( R1 ). Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas.
      S2 - Jual : Gaya ini paling tepat untuk rendah untuk kesiapan pengikut moderat ( R2 ). Ini menekankan jumlah tinggi baik tugas dan perilaku hubungan.
      S3 - Berpartisipasi : Gaya ini paling tepat untuk moderat untuk kesiapan pengikut tinggi ( R3 ). Ini menekankan jumlah tinggi perilaku hubungan tetapi jumlah rendah perilaku tugas.
      S4 - Mendelegasikan : Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi ( R4 ). Ini menekankan tingkat rendah dari kedua tugas dan perilaku hubungan.

      Hapus
    3. Namun jangan sampai salah dalam memahami uraian di atas, yang mana demi ke-efektifan seorang pemimpin maka diperlukan pula kesiapan dari pengikut/bawahannya. Lalu seorang pemimpin akan bertindak sewenang-wenang, yang kemudian berlanjut pada intimidasi, hingga muncul kesenjangan atau bahkan rasisme (hal ini telah tergambar pada zaman orde lama & orde baru). Dewasa ini, Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang memiliki :
      a.) Hati yang Bersih, jika seorang pemimpin dgn hati bersih maka dia akan berani menghadapi setiap masalah & mampu bertindak bijaksana, adil, jujur, not money oriented or self profits oriented, serta tulus menjalankan tugasnya.
      b.) Kesadaran Tinggi, hal ini tepatnya mengenai kesadaran thdp fungsi & job descriptions dirinya sbg seorang pemimpin. Yaitu untuk membawa masyarakat pada kondisi yang lebih baik, peningkatan disegala bidang, memberi perlindungan serta rasa aman & nyaman kepada seluruh masyarakatnya. Karena tugas yang diemban tidak hanya akan dipertanggung jawabkan kepada seluruh masyarakat, tetapi juga kepada Tuhan YME.
      c.) Lebih Realistis with talk less and more actions dalam menjalankan tugasnya & pembuktian dari semua yg telah dijanjikan, serta tanggap disegala situasi.

      Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik. Itulah basic concept kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke-Indonesiaan, mengingat seluruh departemen pemerintahan telah mengalami birokrasi di luar batas kewajaran, hingga tingkat korupsi disemua lapisan organisasi kepemerintahaan. Ketiga sifat di atas adalah basic criteria dari seorang pemimpin yang diperlukan Indonesia saat ini, karena dengan ketiga sifat tsbt, seorang pemimpin akan menjadi best decisions maker, cakap dlm menangani permasalahan hingga rampung/tuntas, cerdas dalam menciptakan ide2 yg qualified sebagai solusi yang dapat ditawarkan serta direalisasikan. Maka benar adanya, dengan sifat2 luar biasa tsbt seorang pemimpin harus mencurahkan jiwa & raganya sebagai dedikasi untuk memperbaiki dinamika Indonesia yang semakin tak wajar & sangat terlewat batas normal.

      Hapus
  13. 1. Kepemimpinan situasional menurut Blanchard adalah didasarkan pada saling berhubungannya hal-hal berikut : Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, jumlah dukungan sosio emosional yang diberikan oleh pimpinan dan tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksankan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.
    Seorang pemimpin yang baik mengembangkan kompetensi dan komitmen dari pengikut sehingga mereka memotivasi diri sendiri daripada bergantung pada orang lain untuk diarahkan atau dibimbing. Setiap pengikut memiliki kebutuhan-kebutuhan yang ingin mereka penuhi mulai dari kebutuhan yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Sehingga seorang pemimpin harus bisa mengidentifikasi tingkat kebutuhan pengikutnya kemudian kebutuhan tersebut dimanfaatkan sebagai dorongan untuk motivasi.
    Dan Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut.

    2. Aktualisasi karakter kepemimpinan yang diharapkan bangsa dan negara adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency) menuju kemerdekaan ( independency ), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan (interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para elite politik yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif.
    Diperlukan proses terobosan penumbuhan kepemimpinan baru dari lapisan generasi muda. Ada tiga hal yang perlu dimiliki dalam karakter pemimpin. Pertama Perencana, sosok yang memiliki kapasitas intelektual memadai dan menguasai kondisi makro nasional dari berbagai aspeknya, sehingga dapat menjaga visi perubahan yang dicitakan bersama. Kedua, Pelayan, figur pekerja yang tekun dan taat pada proses perencanaan yang sudah disepakati sebagai konsensus nasional, menguasai detil masalah kunci kebangsaan dan mampu melibatkan semua elemen yang kompeten dalam tim kerja yang solid. Ketiga, Pembina, tonggak pemikiran yang kokoh dan menjadi rujukan semua pihak dalam pemecahan masalah bangsa, yang setia dengan nilai-nilai dasar bangsa dan menjadi teladan bagi kehidupan masyatakat secara komprehensif.
    Untuk menumbuhkan tipe kepemimpinan nasional generasi baru, maka dibutuhkan proses belajar yang berkelanjutan. Hal ini dibuat dengan beberapa dimensi yaitu, Pertama meliputi dimensi belajar untuk menginternalisasi dan mempraktekkan nilai-nilai baru yang sangat dibutuhkan bagi perubahan kondisi bangsa, sehingga membentuk karakter dan pola perilaku yang positif sebagai penggerak perubahan. Kedua, belajar untuk menyaring dan menolak nilai-nilai buruk yang diwarisi dari sejarah lama maupun yang datang dari dunia kontemporer, agar tetap terjaga karakter yang otentik dan perilaku yang genuin. Ketiga, belajar untuk menggali dan menemukan serta merevitalisasi nilai-nilai lama yang masih tetap relevan dengan tantangan masa kini, bahkan menjadi nilai dasar bagi pengembangan masa depan.

    DINNI PRESTIWATI
    VII A PERDATA / 10010148

    BalasHapus
  14. Nama : Muhamad Efendi
    Nim : 10.010.090
    Kelas : VII-A

    1. Menurut saya hubungan antara Teori Maslow (1954) dengan teori leadership Blanchard saling adanya keterkaitan karena mereka mengangap setiap manusia memiliki kebutuhan yang saling berkesinambuangan antara peningkatan skill atau kemampuan pada indifidu seseorang sehingga kemampuan yang dimilikinya meningkat, hal ini sangat di perlukan dalam diri seorang pemimpin untuk meningkatkan kualitas organisasinya sehingga lebih maju dibanding dengan sebelumnya atau pun dengan rival organisasi tersebut. Jadi semakin tinggi hirarki yang menjadi kebutuha individu tersebut maka semakin banyak bekal dalam diri individu tersebut untuk siap menghadapi persaingan dalam setiap situasi serumit apapun. Kesiapan inilah yang menjadi kekuatan dalam tubuh setiap organisasi sehingga tidak ada masalah seberat atau serumit apapun untuk dihadapi, jika bukan hanya pemimpin melainkan juga anggotanya memiliki atau memahami teori tersebut untuk menyelesaikan tiap permasalahan atau konflik yang terjadi dalam organisasi tersebut.
    2. Menurut saya konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian adalah Model kepemimpinan yang mampu mengerahkan dan menggerakkan segenab sumberdaya bangsa dengan kebhinekaanya pada seluruh level masyarakat dalam kehidupan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasional dilandasi paradigma nasional ,serta wawasan nusantara dan ketahanan nasional.karena seperti yang kita ketahui bahwa indonesia ini adalah negara yang memiliki banyak kultur dan kaya akan sumberdaya namun banyak pemimpin yang tidak melihat hal tersebut namun lebih condong dengan mengkedepankan ego dalam diri masingmasing individu.
    Jadi saya menganggap untuk kepemimpinan yang efektif dalam konteks dinamika ke-indonesiaan harus mengkedepankan empat aspek yaitu :
    • Pembentukan karakter nasional (national character building) yang bertumpu pada moralitas dan akuntabilitas.
    • Pembentukan integritas, kapabilitas dan akseptabilitas seorang pemimpin.
    • Orientasi kepada tujuan nasional (Pembukaan UUD NRI tahun 1945).
    • Pengembangan kecerdasan paripurna (intelligence,emotional and spiritual, ESQ). Empat aspek tersebut melekat kepada cara pandang, sikap dan perilaku kepemimpinan yang komprehensif untuk senantiasa berorientasi kepada kepentingan nasional, yang mampu menempatkan diri dalam hubungan dengan lingkungan sosial, kelembagaan dan global.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. 1. Pada dasarnya secara alamiah manusia merupakan organisasi yang memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu.
    Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya.
    Dan kepemimpinan bukanlah sesuatu yang anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang anda lakukan bersama dengan orang lain.
    2.beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang , baik individu maupun kelompok.
    Seorang pemimpin adalah seorang yang aktif membuat rencana-rencana , mengkoordinasi untuk melakukan tujuan bersama.
    Karakteristik seorang pemimpindidasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa ke energi positif. Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki pemimpin yang handal. Dengan adanya teori sifat inilah konsep kepemimpinan akan jauh lebih baik.
    Teori ini berdasar dari pemikiran bahwa keberhasilan seseorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat , perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin tersebut.
    Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seseorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.
    Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat. (Berpengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, orientasi masa depan, obyektifitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas).
    Sifat inkusitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, kepribadian, sikap yang antisipatif kesediaan menjadi penggemar yang baik, analitik, menentukan skala prioritas dan berkomunikasi secara efektif.
    Walaupun teori sifat ini memiliki beberapa kelemahan antara lain bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi , tapi namun apabila kita renungkan nilai , moral akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat , justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan. Dan bagaimana kita bisa menggunakan teori dan konsep kepemimpinan di Indonesia sehingga pembangunan akan efektif dan god governance terwujud

    Sary WUlandari
    10010084/B

    BalasHapus
  17. 1.) teori kebutuhan abraham maslow merupakan teori awal mengenai motivasi sebagai dasar dari kepemimpinan (leadership) seseorang , dimana ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari 5 kebutuhan dasar yaitu :

    a.) kebutuhan fisiologis
    b.) kebutuhan keamanan
    c.) kebutuhan sosial (belongingness and love needs)
    d.) kebutuhan self esteem (harga diri)
    e.) kebutuhan aktualisasi diri .

    kebutuhan - kebutuhan ini dipisah menjadi 2 bagian : kebutuhan fisiologis , keamanan , sosial dan self esteem merupakan basic needs (kebutuhan karena kekurangan) sedangkan kebutuhan aktualisasi diri merupakan meta needs (kebutuhan untuk berkembang) , pemisahan akan kebutuhan ini tidak berarti masing - masingnya bekerja secara eksklusif tetapi kebutuhan ini bekerja secara tumpang tindih , sehingga apabila kebutuhan dasar belum terpuaskan , seseorang bisa terpuaskan akan kebutuhan yang lain (tidak berurutan , seperti piramida yang digambarkan oleh maslow dan seperti kebutuhan - kebutuhan yang saya urutkan diatas) . karena jenjang motivasi tersebut bersifat mengikat , dalam artian kebutuhan pada tingkat rendah (kebutuhan fisiologis) harus relatif terpuaskan sebelum seseorang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang lebih tinggi (kebutuhan keamanan dan seterusnya) . yang menjadi keterkaitan atau relasi dengan teori milik blanchard adalah seorang pemimpin harus memusatkan perhatian pada kesiapan para pengikutnya . seorang pemimpin yang bisa dikatakan 'efektif' dalam menjalankan kepemimpinannya adalah pemimpin yang mampu melakukan diagnosa situasi , memahami dinamika situasi , memilih gaya kepemimpinan yang efektif serta menyesuaikan kemampuannya dengan kondisi dan situasi yang ada (pengembangan situasional leadership oleh hersey & blanchard) . ada dua tipe kesiapan yang dianggap penting bagi seorang pemimpin : pekerjaan serta kondisi psikologisnya . seorang yang memiliki kesiapan kerja tinggi memiliki pengetahuan dan kemampuan melakukan tugas mereka tanpa perlu arahan dari manajer. Seorang yang memiliki tingkat kesiapan psikologis tinggi , memiliki tingkat motivasi diri dan keinginan untuk melakukan kerja berkualitas tinggi . motivasi dasar dari teori kebutuhan maslow inilah yang harus diperhatikan seorang pemimpin agar ia mampu 'menguasai dan memahami' kebutuhan dirinya sendiri juga kebutuhan pengikutnya , mengidentifikasikan kondisi-kondisi dan faktor-faktor dalam diri mereka yang menentukan dan sampai sejauh mana mereka akan mempertinggi kinerja dan kepuasan karyawan/pengikutnya sehingga kepemimpinannya lebih efektif , berkembang dan terarah . karena kepemimpinan yang efektif mampu membuat suatu organisasi tumbuh, berhasil, dan mampu bersaing sehingga tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai .

    2.) Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh terhadap tujuan dari sebuah organisasi . Pada prinsipnya, pengertian konsep kepemimpinan nasional yang bagaimana yang efektif , tidak jauh berbeda dari konsep kepemimpinan terhadap organisasi, hanya luas cakupan dan landasan serta prioritasnya yang berbeda. Sementara ini kepemimpinan nasional apabila diartikan adalah kelompok pemimpin bangsa pada segenap strata kehidupan nasional didalam setiap unsur pada bidang/sektor profesi baik di supra struktur, infra struktur maupun sub struktur, formal dan informal. Tujuan konsep kepemimpinan ini adalah agar mampu melakukan proses memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki (empowerment all resources) bangsa menuju tercapainya cita-cita nasional sesuai moral & etika Pancasila dan UUD’45 ditengah perubahan dunia.


    NAMA : M . ARGA PRASETYA
    NIM : 10010034
    SEMESTER : VII B

    BalasHapus
  18. Firna Putri Ramadhani
    10010138/ 7 A Hukum Bisnis

    1. Sesuai dengan konsep relasi sikap kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tidak pengikut. Para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka. dan memerlukan suatu proses yang mempengaruhi, yang artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dan berbagai cara seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi menciptakan modal, penetapan sasaran dan memberikanimbalan dan hukuman. relasi antara teori blanchard dan maslow yaitu prespektif sangat hampir sama, yang memiliki arti bahwa pengikut memiliki arti hirarki kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan, kebutuhan sosial, aktualisasi diri.

    2. memiliki IQ tinggi dan memiliki pola pikir rasional secara tepat dan efektif untuk mengambil keputusan secara tepat, memiliki daya ingat yang kuat, jujur serta kecerdasan yang digunakan untuk menempatkan perilaku dan pola hidup.

    BalasHapus
  19. 1) Menurut saya teori kebututuhan yang diakui dalam dunia psikologis ada lima tingkatan dan setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu dan dengan serius berusaha memenuhinya namun sedikit yang mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini. Dan merupakan pola hubungan individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
    2)Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan yang terbaik. Ciri-ciri tertentu yang sangat penting yaitu kharisma, pandangan kedepan, daya persuasi, dan intensitas.

    Yudha Rachmad Widayat
    10010159, 7 B

    BalasHapus
  20. 1. Teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, dan menyatakan bahwa motivasi didasarkan kebutuhan manusia secara bertingkat. Menurut Maslow, jenjang kebutuhan manusia sebagai karyawan dari yang terendah hingga yang tertinggi.
    Teori ini menyatakan bahwa ada suatu hierarki lima kebutuhan-physiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Apabila satu kebutuhan telah dipuaskan maka kebutuhan berikutnya menjadi dominan.
    teori Maslow bahwa definisinya tentang aktualisasi diri sulit untuk menguji secara ilmiah. Penelitiannya pada aktualisasi diri juga didasarkan pada sampel yang sangat terbatas orang, termasuk orang yang dikenalnya serta biografi orang terkenal yang Maslow diyakini aktualisasi diri, seperti Albert Einstein dan Eleanor Roosevelt. Terlepas dari kritik-kritik ini, hierarki kebutuhan Maslow merupakan bagian dari pergeseran penting dalam psikologi. Daripada berfokus pada perilaku abnormal dan pengembangan, psikologi humanistik Maslow difokuskan pada pengembangan kesehatan individu.
    Teori yang dikembangkan oleh Blanchard.Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seorang.
    Adalah suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada kesiapan para pengikut. Istilah kesiapan merujuk kepada sejauh mana orang mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Empat tahap dari kesiapan pengikut adalah sebagai berikut :

    a: orang-orang baik yang tidak mampu maupun tidak bersedia mengambil tanggung jawab untuk melakukan sesuatu. Mereka tidak kompeten atau tidak yakin.

    b: orang-orang yang tidak mampu tetapi bersedia melakukan tugas pekerjaan yang perlu. Mereka termotivasi tetapi dewasa ini kekurangan keterampilan yang memadai.

    c: orang-orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa yang diinginkan pemimpin.

    d: orang-orang mampu dan bersedia melakukan apa yang diminta pada mereka.

    Faktor kesiapan pengikut kemudian dipadankan dengan factor kepemimpinan. Kepemimpinan situasional ini menggunakan dua dimensi kepemimpinan yaitu perilaku tugas dan hubungan , akan tetapi kemudian menggabung semua menjadi empat perilaku pemimpin yang spesifik yaitu :

    mengatakan (telling) dimana orientasi tugas tinggi dan hubungan rendah.

    menjual (selling) dimana orientasi tugas tinggi dan hubungan tinggi.

    berperan serta (participating) dimana orientasi tugas rendah dan hubungan tinggi.

    mendelegasikan (delegating) dimana orientasi tugas rendah dan hubungan rendah.

    2. konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian.
    Kepemimpinan nasional memiliki peran penting mengimplementasikan falsafah Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, mengembangkan wawasan kebangsaan dan upaya-upaya peningkatan kualitas SDM dalam pembangunan nasional. Pemimpin pada berbagai tingkatan dan hirarki sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya, merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan kehidupan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, reformasi birokrasi dan pembangunan hukum dan aparatur dalam rangka terciptanya good governanceuntuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis untuk menghasilkan manfaat dalam pembangunan nasional.

    Nama : Hariadi Sasongko
    Nim : 10010179
    kelas : VII A/Bisnis

    BalasHapus
  21. 1. Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seorang.
    ”Hierarchy of Needs” atau teori hirarki kebutuhan adalah teorinya Menurut Maslow, setiap manusia memiliki hirarki kebutuhan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. kebutuhan adalah : Kebutuhan Fisik (Biological and Physiological needs), Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs), Kebutuhan Sosial (Belongingness and Love Needs), Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) dan Kebutuhan Aktualisasi Diri.

    2. Konsep kepemimpinan nasional dalam konteks dinamika ke – Indonesian :
    Pada dasarnya kepemimpinan nasional adalah kepemimpinan yang berlandaskan nilai – nilai Pancasila (kepentingan Pancasila).
    Kepemimpinan Pancasilaadalah bentuk kepemimpinan modern yang selalu menyumberkan diri pada nilai – nilai dan norma – norma Pancasila.
    Kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila – sila Pancasila mencapai untuk tujuan nasional.
    Kepemimpinan Pancasila adalah suatu perpaduan dari kepemimpinan yang bersifat universal dengan kepemimpinan Indonesia, sehingga dalam kepemimpinan Pancasila menonjolkan dua unsure, yaitu “Rasionalisme” dan semangat kekeluargaan”.
    Jadi ada tiga sumber poko kepemimpinan Pancasila, yaitu :
    a. Pancasila, UUD 1945, dan GBHN
    b. Nilai – nilai kepemimpinan universal
    c. Nilai – nilai spiritual nenek moyan

    Nanang Abriyanto
    10010044
    Kelas VII B/Bisnis

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. 1.Teori mengenai relasi antara kebutuhan yang paling rendah sampai yang paling tinggi seperti kebutuhan fisik (Biological and Physilogical Needs), kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs), kebutuhan sosial (Belongingness and Love Needs), kebutuhan penghargaan (Esteem Needs), dan kebutuhan aktualisasi diri atau menurut teori Maslow dengan teori leadershipnya Blanchard menyatakan bahwa kepemimpinan berdasarkan pada situasi tertentu yang dipengaruhi oleh faktor kompetensi (kemampuan, pemahman, kepandaian, dan kemandirian kelompok/pengikut/anggota) dan faktor komitmen (loyalitas, penasaran akan tugas motivasi tinggi pengikut/kelompok), teori itu sesungguhnya mengarah pada satu titik tentang sang pemimpin itu sendiri. Bagaimana pemimpin itu mampu menggerakkan dan mengarahkan anggota untuk bersama-sama bekerja dalam upaya pencapaian arah tujuan yang hendak dicapai. Semua itu sangat tergantung pada perfomence pemimpin yang dapat menumbuhkan rasa kepercayaan, kenyamanan, dan keamanan bagi anggota jika ia mengikuti apa yang diperintahkan oleh pemimpin. Rasa kepercayaan, kenyamanan dan keamanan bagi anggota akan tumbuh jika dirasa bahwa pemimpinnya memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan yang lainnya.

    2.Konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamik ke-Indonesia yaitu suatu bangunan konsep mengenai model permance dimension of leadership yang dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam lembaga pendidikan tinggi keagamaan sehingga bangunan konsep dapat menjadi salah satu rujukan kepemimpinan dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan memajukan lembaga-lembaga pendidikan tinggi agama di Indonesia.Perguruan tinggi agama pada umumnya masih jauh dari harapan ideal sebuah perguruan tinggi dan pada umumnya masih menganggap persoalan-persoalan dasar yang serius seperti filosofi pendidikan yang kurang visioner, pemimpin yang hanya berperan sebagai pejabat dan kurang memiliki visi seorang entrepreneur dan pendidik, sistem pendidikan yang terlalu birokratis, pengorganisasian sekolah yang tidak efektif, format kurukulum yang terlalu padat dan membelenggu kreativitas dan masih banyak persoalan lainnya.

    BalasHapus
  24. 1.) Relasinya adalah perkembangan individu di dalam organisasi-organisasi yang efektif dan kohesif. Mereka yang mengambil perspektif teoritis ini menganggap bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki motivasi, dan bahwa organisasi pada dasarnya terstruktur dan terkendali. Menurut mereka, kepemimpinan berfungsi untuk mengubah batasan-batasan organisasional agar tersedia kebebasan bagi para individu sehingga mereka bisa mewujudkan potensi mereka sepenuhnya dan memberikan kontribusi dan memberikan kontribusi terhadap organisasi tersebut.

    2.) Teori tentang kepemimpinan terus berkembang dan berevolusi sesuai dengan perkembangan jaman. Teori kepemimpinan dimulai dari the Great Man Theory dan berevolusi sampai dengan teori kepemimpinan transformasional. Mulai dari pembahasan tentang sifat-sifat atau karakteristik khas seorang pemimpin sampai dengan situasi-situasi yang dihadapi oleh pemimpin.

    Menurut saya konsep kepemimpinan nasional kedepan yang efektif adalah yang secara umum mempunyai karakteristik-karakteristik yang dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan pada umumnya pembahasan tentang kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif adalah dua kutub yang berbeda dan saling bertolak belakang.
    Pengembangan lebih lanjut dari teori kepemimpinan transformasional adalah oleh Hooper dan Potter (1997) yang mengidentifikasi 7 kompetensi inti dari ‘transcendent leaders”; yaitu pemimpin yang mampu mengikat dukungan emosi dari para pengikutnya dan mampu dengan efektif melakukan perubahan yang transenden. Menentukan tujuan, Memberikan contoh, Komunikasi, Melakukan harmonisasi, Mengeluarkan kemampuan terbaik dari pengikutnya, Menjadi agen perubahan, Memberikan keputusan di saat kritis dan kebingungan.

    Erdhy Candraditya
    09010192
    VII A Bisnis

    BalasHapus
  25. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  26. 1. . Relasi antara teori kebutuhan Maslow dengan teori leadership Blanchard
    Hersey dan Blanchard mengatakan bahwa seseorang pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya (leadership style) dengan tahap pengembangan para bawahannya (follower development level) yakni berdasarkan sejauh mana kesiapan dari para bawahan tersebut untuk melaksanakan suatu tugas yang akan mencakup di dalamnya kebutuhan akan kompetensi dan motivasi.
    Teori Maslow, yaitu beliau mempercayai bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi dari dalam dirinya untuk mencapai tingatan aktualisasi diri. Dan untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yg terjadi disekelilingnya. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "Puncak Kehidupan"saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Namun perkembangan teori ada suatu kritikan yang mendasar dari salah seorang filsuf lainnya untuk merubah salah satu dari teori yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Blanchard sendiri berusaaha untuk lebih mengembangkan teori yang sudah ada, termmasuk teori Maslow tersebut yang menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan harus bersifat khusus yang dimulai dari durektif, partipasif dan suportif. Sedangkan kesiapan dalam konteks ini adalah merujuk pada sampai dimana pengikut memiliki kemampuan dan keediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu.


    2 .Kepemimpinan yang efektif adalah suatu unsur yang amat esensial bagi kesuksesan suatu organisasi. Kepemimpinan yang efektif dapat membuat suatu organisasi tumbuh, berhasil, dan mampu bersaing. Tanpa hal ini, banyak organisasi tidak mampu bertahan. Kesadaran akan hal inilah yang mendasari beberapa teori kepemimpinan modern yang disebut sebagai teori kontingensi keefektifan pemimpin. Teori ini terdiri dari dua tema pokok. Tema pertama yaitu bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang terbaik. Tema kedua yaitu adanya masalah keefektifan pemimpin, bahwa seorang pemimpin harus mengidentifikasikan kondisi-kondisi dan faktor-faktor dalam diri mereka yang menentukan dan sampai sejauh mana, akan mempertinggi kinerja dan kepuasan karyawan. Kepemimpinan tidak terdapat dalam suatu lingkungan yang terisolir. Seorang pemimpin harus menggunakan pengaruhnya pada sekelompok karyawan dalam situasi yang berubah-ubah. Strategi yang efektif sangat mungkin untuk bervariasi dari situasi satu ke situasi lainnya. Seorang pemimpin yang mampu menyesuaikan kepemimpinannya sesuai dengan faktor kontingensi yang berlaku akan mampu meningkatkan motivasi karyawannya.


    NAMA : ACHMAD AJIB
    NIM : 10010065
    SEMESTER : 7B

    BalasHapus
  27. 1. Relasi antara teori Kebutuhan MASLOW dengan teori Leadership BLANCHARD.
    Pada teori kebuthan MASLOW,mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok yang dibagi dalam lima tingkatan yang berbentuk piramid. Orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah yaitu dimulai dari kebutuhan biologis sampai pada motif psikologis yang lebih kompleks, Hanya yang akan lebih penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi . kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
    Kebutuhan yang berada pada hirarki paling bawah tidak harus dipenuhi sebagian sebelum seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi tingkatanya.
    Sebagai misal seorang yang lapar atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positif, dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan. Namum begitu, orang yang tidak lagi lapar atau tidak lagi dicetak rasa takut,kebutuhan akan harga diri menjadi penting. MASLOW kemudian menyempurnakan modelnya untuk memasukan tingkat penghargaan antara kebutuhan dan aktualisasi diri kebutuhan untuk pengetahuan dan estetika.
    SEDANGKAN pada Teori Leadership BLANCHARD
    Memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan situassional dengan maksud menunjukan KESAMAAN dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori yang dipadukan adalah :
    a. Perpaduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat kematangan bawahan dengan penddekatan kepemimpinan situasional.
    b. Perpaduan antara teori “ ego state” teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
    c. Perpaduan antara teori “life position”teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasinal.
    d. Perpaduan antara teori system control teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
    e. Perpaduan antara teori “force field analysis” teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
    Gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh blanchard sebagai pemimpin,manager atupun pimpinan memiliki peran (role),kegiatan dan skil.
    Pemimpin memiliki peran interpersonal roles,informational roles,decisional roles.
    Sedangkan kegiatan mereka adalah routine communication,tradisional management,networking,dan human resource management.

    2. Konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-indonesia,yaitu:
    Bagi bangsa Indonesia yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpinan nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah pancasila.
    Kepemimpinan nasional harus dapat seluruh wilayah nusantara.
    Kepemimpinan nasional harus mempunyai pandangan jauh ke depan atau mempunyai visi jelas,yang mampu menjangkau ketidak menentu dalam lingkuh yang cepat berubah.
    Kepemimpinan nasional tersebut memerlukan sismennas untuk menjalankan mekanisme siklus penyelenggaraan negara dan dpata menggerkana seluruh tatanan untuk mengantisipasi perubahan dan mendukung keberlangsungan kehidupan nasional.


    MARIA MAGDALLA L
    NIM 10010024
    VII A

    BalasHapus
  28. 1. Relasi antara teori Kebutuhan MASLOW dengan teori Leadership BLANCHARD.
    Pada teori kebuthan MASLOW,mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok yang dibagi dalam lima tingkatan yang berbentuk piramid. Orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah yaitu dimulai dari kebutuhan biologis sampai pada motif psikologis yang lebih kompleks, Hanya yang akan lebih penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi . kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
    Kebutuhan yang berada pada hirarki paling bawah tidak harus dipenuhi sebagian sebelum seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi tingkatanya.
    Sebagai misal seorang yang lapar atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positif, dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan. Namum begitu, orang yang tidak lagi lapar atau tidak lagi dicetak rasa takut,kebutuhan akan harga diri menjadi penting. MASLOW kemudian menyempurnakan modelnya untuk memasukan tingkat penghargaan antara kebutuhan dan aktualisasi diri kebutuhan untuk pengetahuan dan estetika.
    SEDANGKAN pada Teori Leadership BLANCHARD
    Memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan situassional dengan maksud menunjukan KESAMAAN dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori yang dipadukan adalah :
    a. Perpaduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat kematangan bawahan dengan penddekatan kepemimpinan situasional.
    b. Perpaduan antara teori “ ego state” teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
    c. Perpaduan antara teori “life position”teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasinal.
    d. Perpaduan antara teori system control teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
    e. Perpaduan antara teori “force field analysis” teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
    Gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh blanchard sebagai pemimpin,manager atupun pimpinan memiliki peran (role),kegiatan dan skil.
    Pemimpin memiliki peran interpersonal roles,informational roles,decisional roles.
    Sedangkan kegiatan mereka adalah routine communication,tradisional management,networking,dan human resource management.

    2. Konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-indonesia,yaitu:
    Bagi bangsa Indonesia yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpinan nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah pancasila.
    Kepemimpinan nasional harus dapat seluruh wilayah nusantara.
    Kepemimpinan nasional harus mempunyai pandangan jauh ke depan atau mempunyai visi jelas,yang mampu menjangkau ketidak menentu dalam lingkuh yang cepat berubah.
    Kepemimpinan nasional tersebut memerlukan sismennas untuk menjalankan mekanisme siklus penyelenggaraan negara dan dpata menggerkana seluruh tatanan untuk mengantisipasi perubahan dan mendukung keberlangsungan kehidupan nasional.

    MARIA MAGDALLA L
    10010024
    VII A

    BalasHapus
  29. 1. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Dengan demikian relasi antara teori kebutuhan Maslow dengan teori leadership Blanchard ialah. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Ciri kebutuhan dasar manusia :
    Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat hekterogen. Setiap pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut ikud berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi.
    Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini.
    Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah) :
    a. Kebutuhan Fisiologis
    Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
    b. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
    Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
    c. Kebutuhan Sosial
    Misalnya adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
    d. Kebutuhan Penghargaan
    Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal.
    - Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
    - Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
    e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
    contoh seperti : Saat kita mengetahui bahwa minggu depan akan ada ulangan maka kita akan belajar lebih agar mendapatkan kepuasan dalam ujian dan mendapatkan nilai baik.
    Sedangkan Kepemimpinan situasional Blanchard adalah didasarkan pada saling berhubungannya diantara hal-hal berikut: Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan dan tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksankan tiugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.
    Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa model ini didasarkan pada tiga variable situasi, yaitu :
    a. Perilaku Tugas
    Kadar bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin
    b. Perilaku Hubungan
    Kadar dukungan sosioemosional yang disediakan oleh pemimpin
    c. Kematangan (maturity) bawahan
    Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.


    Nama : lazuardi dwicahyo witjaksono
    Kelas / nim : Bisnis VII A / 10010168

    BalasHapus
  30. 2. Ada tiga karakter pemimpin yang diharapkan masyarakat:
    pertama, perencana. Masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kapasitas intelektual memadai dan menguasai kondisi makro nasional dari berbagai aspek, sehingga dapat menjaga visi perubahan yang dicitakan bersama.
    Kedua, Pelayanan. Masyarakat sangat membutuhkan pemimpin yang seorang pekerja tekun dan taat pada proses perencanaan yang sudah disepakati sebagai konsensus nasional, menguasai detil masalah kunci kebangsaan dan mampu melibatkan semua elemen yang kompeten dalam tim kerja yang solid.
    Ketiga, Pembina. Masyarakat berharap pemimpin menjadi tonggak pemikiran yang kokoh dan menjadi rujukan semua pihak dalam pemecahan masalah bangsa, yang setia dengan nilai-nilai dasar bangsa dan menjadi teladan bagi kehidupan masyarakat secara konprehensif.
    Untuk menumbuhkan tipe kepemimpinan baru, dibutuhkan proses belajar yang berkelanjutan dalam berbagai dimensi. Pertama, dimensi belajar untuk menginternalisasi dan mempraktikan nilai-nilai baru yang sangat dibutuhkan bagi perubahan kondisi bangsa sehingga membentuk karakter dan pola perilaku yang positif sebagai penggerak perubahan.
    Kedua, belajar untuk menyaring dan menolak nilai-nilai buruk yang diwarisi dari sejarah lama maupun yang datang dari dunia kontemporer agar tetap terjaga karakter yang otentik dan perilaku yang genuine.
    Ketiga, belajar untuk menggali dan menemukan serta merevitalisasi nilai-nilai lama yang masih tetap relevan dengan tantangan masa kini, bahkan menjadi nilai dasar bagi pengembangan masa depan.


    Nama : lazuardi dwicahyo witjaksono
    Kelas / nim : Bisnis VII A / 10010168

    BalasHapus
  31. 1. maslow dengan teori leadershipnya blancard yaitu menyatakan bahwa setiap manusia memilki keinginan besar untuk merealisasikan potensi dirinya masing-masing.dan setalah manusia mengalami puncak kehidupan,disitulah akan timbul sebuah kebutuhan.dan tidak ingin hanya sampai disitu bereaksi dalam situasi yang terjadi disekeliling dan sekitarnya.

    2. konsep kepemimpinan yang efektif yaitu diukur dari bakat dan kemampuan orang itu sesndiri.serta harus diiringi penerapan hal-hal yang positif.dan mampu memberi teladan yang baik bagi penerusnya.dan yang paling terpenting pemimpin harus memiliki komitmen dalam penerapannya.agar supaya negara lebih baik teratur ke depannya.

    BalasHapus
  32. 1). Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi.Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
    Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
    -Kebutuhan fisiologis atau dasar
    -Kebutuhan akan rasa aman
    -Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
    -Kebutuhan untuk dihargai
    -Kebutuhan untuk aktualisasi diri
    Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis. Homeostatis adalah prinsip yang mengatur cara kerja termostat (alat pengendali suhu). Kalau suhu terlalu dingin, alat itu akan menyalakan penghangat, sebaliknya kalau suhu terlalu panas, ia akan menyalakan dingin. Begitu pula dengan tubuh manusia, ketika manusia merasa kekurangan bahan-bahan tertentu, dia akan merasa memerlukannya. Ketika dia sudah cukup mendapatkannya, rasa butuh itu pun kemudian berhenti dengan sendirinya.
    2). Kepemimpinan nasional memiliki peran penting mengimplementasikan falsafah Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, mengembangkan wawasan kebangsaan dan upaya-upaya peningkatan kualitas SDM dalam pembangunan nasional.memiliki IQ tinggi dan memiliki pola pikir rasional secara tepat dan efektif untuk mengambil keputusan secara tepat, memiliki daya ingat yang kuat, jujur serta kecerdasan yang digunakan untuk menempatkan perilaku dan pola hidup.Pada prinsipnya, pengertian konsep kepemimpinan nasional yang bagaimana yang efektif , tidak jauh berbeda dari konsep kepemimpinan terhadap organisasi, hanya luas cakupan dan landasan serta prioritasnya yang berbeda.



    Frendy Septi Fauzan
    10010127
    VII-B

    BalasHapus
  33. 1.ketika melihat sisi kemampuan setiap manusia pasti akan berbeda tetapi terkadang ada juga personal yang sebenarnya mempunyai kemampuan yang sangat hebat pada dirinya tapi personal tersebut tak bisa memancing kemampuan besar yang ada pada dirinya, ada kalanya personal tersebut membutuhkan orang lain untuk mengeksplor kemampuan terpendamnya tersebut agar personal tersebut bisa mengeluarkan bakat terpendam dalam dirinya.
    2.Saya kira ketika kita mempertanyakan sosok pemimpin yang baik untuk Negara kita ini semua pemimpin itu baik, tinggal bagaimana kita melihat dari sudut pandang yang mana, tak perlu mengatakan sorang pemimpin yang baik itu seperti harus tegas,santun,punya loyalitas dll tapi saya rasa yang paling dibutuhkan adalah pemimpin yang bijak, dia tau dimana dia menempatkan sesuatu itu pada tempatnya.

    Ahaadin Al Farobi (10010165/VII A)

    BalasHapus
  34. TIARA PRISKA
    VII A PERDATA / 10010075
    A. Teori Kepemimpinan Situational Paul Hersey dan Kenneth Blanchar
    Dalam model yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blanchard di Centre for Leadership Studies digunakan untuk istilah “perilaku tugas” dan “perilaku hubungan” untuk menggambarkan konsep-konsep yang serupa dengan Konsiderasi dan struktur Inisial dari studi-studi universitas ohio. Keempat kuadran perilaku pemimpin yang utama diberi label berikut: Tinggi tugas dan rendah hubungan, tinggi tugas dan tinggi hubungan, tinggi hubungan dan rendah tugas; serta rendah hubungan dan rendah tugas.
    Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
    Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu :
    1. Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Antara lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas,
    2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan kehidupan seperti bahaya lingkungan, dll. Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
    3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan.
    4. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta pengakuan dari orang lain.
    5. Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

    B. Kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip kebhinekaan yg memandang sama semua warga negara. Yang beretika dan menjunjung tinggi tanggung jawab dan kewajiban nya sebagai seorang pemimpin. sehingga bisa menjadi acuan bagi para pengikutnya.

    BalasHapus
  35. Nama : Nur Ma’arif
    Nim : 10010107
    Kelas : VII C

    1. Gaya kepemimpinan yang militeristik dan mengikat.
    Keuntungannya:
    • Pimpinan tidak mudah terpengaruh atau dipengaruhi oleh suatu informasi dari luar maupun dalam sebab dia merasa percaya diri dan merasa keputusannya yang paling benar.
    • Bawahan menjadi teratur dan terkendali karena berpedoman pada satu putusan.
    Kelemahannya:
    •Pemikiran pemimpin tidak bisa berkembang karena tidak mau menerima saran atau gagasan-gagasan dari luar.
    •Bawahan menjadi terkekang dan terikat karena setiap saran maupun pendapat tidak pernah diterima oleh pimpinan.

    Motivasi:
    Bawahan lebih tidak terikat dan leluasa dalam bertindak dan bisa mengeluarkan saran dan pendapat.

    2. Konsekuensinya :
    • Perusahaan yang dipimpin Budiman akan mengalami penurunan karena antara pimpinan dan bawahan tidak ada kecocokan dalam menjalankan peraturan-peraturan perusahaan, terutama pada bawahan yang merasa terkekang akan melakukan pengunduran diri atau perlawanan.
    • Saran saya : antara Budiman dan bawahan harus segera melakukan intropeksi diri dan saling mengerti atau memahami karakter masing-masing demi tujuan dan keselamatan perusahaan.
    • Bila antara keduanya sudah tidak bisa saling mengerti sebaiknya pimpinan yang harus diganti karena aturan-aturan yang diterapkan tidak sesuai dengan aturan perusahaan pada umumnya.

    3. Konsep kepemimpinan nasional dalam kontek dinamika ke Indonesia :
    Pimpinan yang bisa menghargai dan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dalam kepemimpinannya dan rela meninggalkan kepentingan pribadi untuk mengutamakan kepentingan umum demi tujuan dan kemakmuran bersama.

    BalasHapus
  36. No.1: Setiap makhluq hidup pasti memiliki kebuthan,dan kebutuhan itu relatif sama namun hanya kuantitasnya yg berbeda.didalam memenuhi kebutuhan tersebut,pastinya dibutuhkan suatu usaha untuk mencapainya.tentu saja usaha tersebut jg masih diperlukannya potensi dalam pengembangan diri agar kita dapat memenuhi segala kebutuhan tersebut.kebutuhan makhluq hidup bermacam-macam.dan kebutuhan tersebut juga memiliki tingkat eksistensi yang berbeda pula.sehingga seharusnya kita sesama makhluq hidup dapat saling bekerja-sama agar apa yg menjadi kebutuhan tersebut dapat saling terpenuhi dan tidak adanya monopoli yg berunsur mengedepankan kepentingan pribadi.upaya-upaya demi pengembangan kemajuan jg harus terus di optimalkan,agar segala kebutuhan tersebut dapat berjalan dan tersedia dengan sempurna.

    No.2: Kepemimpinan merupakan suatu landasan dalam pelaksanaan segala aspek kegiatan.kepemimipinan yg baik adalah sifat dasar oleh pemimipin tersebut.moral,etika,serta akhlaq sangatlah berperan penting.kepemimipinan yg baik adalah kepemimpinan yg selalu mengutamakan kepentingan semua org,tidak ada diskriminasi,serta penyalahgunaan kekuasaan.kepemimpinan yg baik bersumber utama pd pemimpinnya.dimana dia dapat menjadi leader.sikap lanadasan seorang leader harus mempunyai pemikiran untuk orientasi kedepan,memajukan kesejahteraan umum,serta selalu menjunjung tinggi harkat dan martabak khalayak luas.orintasi kepemimipinan pd negara Indonesia ini haruslah jujur dan adil.karena apapun yg mjd kendala mengenai dinamika kehidupan,berfaktor atas unsur tersebut.kepemimpinan yg baik adl selalu mengutamakan kepentingan semua orang,mempunyai sifat demokratis utk kebaikkan,menjunjung tinggi moral dan etika.apabila suatu pemimpin atau leader telah memiliki sikap landasan tersebut,niscaya apa yg akan dikerjakan akan mendapat kemudahan jalam\n,sehingga dapat menghasilkan hasil yg berkualitas.kerjasama,toleransi,jujur,bijaksana,itu adalah tahap pembauran yg harus selalu di tegakkan dalam suatu kepemimpinan.mampu bersaing dengan dunia luar,mampu belajar dari setiap kekurangan,belajar dari kesalahan,bersedia menerima segala kritik dan saran,selalu dan selalu belajar demi mengatasi segala kekurangan.dengan selalu bekerja sama untuk mengembangkan kemakmuran bangsa Indonesia ini.tidak adanya manipulasi maupun persaingan yg tidak sehat,serta diskriminasi kekuasaan.selalu memikirkan ttg tahapan serta langkah apa yg harus di kerjakan,demi kemajuan bangsa...dengan selalu bekerja sama secara efisien,berorientasi,dan demokrasi.

    Nama: Ika Rachma Mardiana
    Kelas: A( Perdata )
    Nim.: 10010191

    BalasHapus
  37. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  38. 1.
    Secara singkat, saya ingin menjelaskan secara mendasar tentang pokok pemikiran dari relasi atau hubungan antara kedua teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow melalui teorinya yang bernama“Motivasi Hierarki Kebutuhan” dan teori yang dikemukan oleh Dr. Ken Blanchard melalui teorinya yang bernama “Situational Leadership Model atau Teori Kepemimpinan Situasional”. Yang mana secara mendetail mungkin penjelasan kedua teori tersebut telah diungkap dan dijabarkan oleh sebagian reka-rekan diatas. 
    Dalam teori “Motivasi Hierarki Kebutuhan” yang ditemukan oleh Abraham Maslow, Ia menyatakan bahwa motivasi didasarkan pada kebutuhan manusia secara bertingkat. Dimana menurutnya jenjang kebutuhan manusia sebagai karyawan dimulai dari yang terendah hingga yang tertinggi. Di dalam teorinya itu, Maslow juga mengungkapkan bahwa semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid (naluriah), setara dengan naluri pada hewan. Yang mana dinyatakan bahwa manusia dimulai pada posisi yang sangat lemah atau kuno, yang kemudian sepenuhnya berkembang sebagai orang tumbuh. Sebagaimana yang dicontohkannya, bahwa bila lingkungan tempat tinggalnya benar, maka orang itu akan tumbuh lurus dan indah, melalui aktualisasi potensi yang telah mereka warisi. Namun sebaliknya, jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi, lurus dan indah.
    Menurut pandangan saya dari penjelasan singkat diatas, secara implisit teori yang digagas oleh Abraham Maslow sejalan dengan teori Situasional leadershipnya Blanchard. Yang mana dalam teorinya, Blanchard menyatakan bahwa gaya kepemimpinan seseorang akan berbeda-beda atau berubah-ubah tegantung situasi tingkat kesiapan pengikutnya. Yang efektivitas kepemimpinannya bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok saja, akan tetapi juga bergantung terhadap tugas, pekerjaan dan fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan. Dengan menyesuaikan tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinannya. Yang lebih menekankan pada gaya kepemimpinan yang dibutuhkan guna mencapai aktualisasi potensi yang tinggi dan baik sesuai dengan suatu kondisi kinerja yang diharapkan.
    Dengan kata lain relasi atau hubungan kedua teori tersebut dapat dikatakan sebagai istilah “motivasi Kebutuhan” dalam “Situasional Kepemimpinan”. Yang artinya, suatu gaya kepemimpinan yang disesuaikan pada kondisi yang dibutuhkan. Meliputi beberapa faktor kebutuhan sosial & penghargaan (mulai dari kasih sayang, status, perhatian, pengakuan & pencapaian) yang ditujukan untuk menjadikan seseorang yang cakap sesuai tujuan awal yang diharapkan dan kebutuhan yang paling mendasar.

    2.
    Menurut pandangan saya, mengenai konsep kepemimpinan nasional yang efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesiaan. Adalah konsep kepemimpinan Transformasional atau “Transformational Leadership Theory”. Yang Berdasarkan pendapat Koehler dan Pankowski (1997:79), bahwa seorang pemimpin tranformasional perlu memiliki enam kategori keahlian dasar (basic skill), yaitu keahlian konseptual (conception skiil), keahlian teknikal (technical skill), keahlian komunikasi (communication skill), keahlian menulis (writing skill), keahlian mengajar (teaching skill) dan keahlian dalam memberikan latihan (coaching skill). Yang merupakan proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya. Yang dapat memberikan pengaruh besar dalam segala aspek perbuatan, tindakan dan perubahan.
    Yang tentunya juga harus didukung dengan sifat idelias terhadap pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Sebagai tujuan & konsep dasar pemikiran, cita-cita dan keinginan yang luhur di dalam pelaksanaannya.


    Nama : Tri Hadi Wismanto
    Kelas : VII - A
    NIM : 10010230

    BalasHapus
  39. NO. 1
    Menurut pendapat saya tentang relasi antara teori kebutuhan Maslow dengan teori leadershipnya Blanchard yaitu :
    -- teori kebutuhan Maslow Teori ini menyatakan bahwa ada suatu hierarki lima kebutuhan-physiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Apabila satu kebutuhan telah dipuaskan maka kebutuhan berikutnya menjadi dominan. Faktor motivator (yaitu faktor yang mempengaruhi kepuasan). Faktor ini adalah tampilan dari job content, termasuk tanggung jawab, penghargaan, otonomi, dan pertumbuhan.
    -- teori leadershipnya Blanchard Kepemimpinan adalah merupakan suatu proses dan suatu sifat. Sebagai suatu proses, kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh yang non-koersif. Sebagai suatu sifat, kepemimpinan adalah suatu set karakteristik yang diatribusikan/dihubungkan kepada seseorang yang dirasa dapat menggunakan pengaruh dengan baik.
    Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi individu-individu lain di dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama pada suatu situasi tertentu. Dengan demikian, proses kepemimpinan meliputi faktor pemimpin, bawahan, dan situasi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memperhatikan bawahan dan situasi yang dihadapi dalam menjalankan kepemimpinannya.

    NO. 2
    Menurut pendapat saya tentang konsep kepemimpinan nasional kedepan yang lebih efektif dalam konteks dinamika ke-Indonesian yaitu:
    Di Indonesia pada saat itu sebenarnya sudah membuat konsep yang bagus mengenai semangat dalam berbangsa dan bernegara, yaitu melalui Penataran tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), hanya implementasinya keliru, yaitu: mereka diterima dulu sebagai calon PNS, baru kemudian diberikan penataran P4. Seharusnya sertifikat P4 sebagai salah satu persyaratan bagi masyarakat untuk bisa bekerja, atau melanjutkan kuliah atau keluar negeri.
    Tetapi Kalau negara Indonesia ingin maju, harus membenahi pola pendidikan. Semestinya, bangsa kita belajar dari beberapa negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Korea Selatan. Kebanyakan negara maju adalah negara kerajaan, atau suatu negara dengan partai politik yang dominan, serta memiliki pemimpin yang berani mengambil kebijakan tentang pendidikan. Sebagai Contohnya: Korea, negara itu bagus dalam memotivasi masyarakatnya. Beberapa tahun lalu terjadi perang Korea, maka ditanamkanlah semangat militerisasi yang berlaku sampai sekarang untuk kaum muda yang berumur 20 tahunan baik Pria maupun Wanita, tak terkecuali orang biasa atau orang terkenal maupun pejabat harus ikut pendidikan wajib militer. Dalam pendidikan tersebut sudah mencakup pendidikan moral, mental, etika, tanggung jawab dan rasa bangga terhadap bangsa sendiri dan negaranya, mereka dididik secara mendalam untuk menghargai terhadap hasil karya bangsanya sendiri dan budaya yang dimiliki. Bagi mereka yang tidak mau ikut wajib militer, sangsinya jelas dan diterapkan secara konsisten, yaitu tidak bisa bekerja dimanapun, tidak boleh melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi dan dilarang pergi ke luar negeri.

    NAMA : MASRUDI
    KELAS: VII - A
    NIM : 10010218

    BalasHapus
  40. NAMA : SITI MUYASSAROH
    NO.NIM : 10010181
    KELAS : VII C

    1.Kepemimpinan (leadership) telah sejak lama menarik perhatian para ilmuwan dan praktisi. Istilah kepemimpinan itu sendiri sering kali diasosiasikan dengan orang – orang yang dinamis dan kuat yang memimpin bala tentara, mengendalikan perusahaan besar dari puncak gedung pencakar langit, atau menentukan arah suatu bangsa dan masyarakat. Dalam pada itu, kebanyakan deskripsi tentang kepemimpinan berkenaan dengan sejarah para pemimpin militer, politik, agama, dan masyarakat.

    Meski berbagai pertanyaan tentang kepemimpinan telah lama menjadi sumber bagi berbagai spekulasi, penelitian ilmiah tentang kepemimpinan baru dimulai pada abad ke-20. Adapun focus dari kebanyakan penelitian itu adalah pada hal – hal yang menjadi penentu eferktifitas kepemimpinan. Karena itu para ilmuwan keperilakuan (behavioral scientists) telah berusaha mengungkapkan berbagai factor seperti: ciri – ciri, kemampuan, perilaku, sumber – sumber kekuasaan dan situasi yang menentukan baik tidaknya seorang pemimpin mempengaruhi para pengikutnya, dan mencapai tujuan – tujuan kelompok.

    Di dalam organisasi, dimana terdapat kegiatan – kegiatan kelompok, adanya kepemimpinan sangatlah diperlukan. Sebab dengan adanya kepemimpinan maka kegiatan kelompok menjadi terarah dan pencapaian tujuan menjadi lebih mudah dan efektif. Dengan kata lain, kepemimpinan merupakan syarat bagi berlangsungnya kehidupan kelompok atau organisasi yang sehat, sesuai dengan tujuan pembentukan kelompok atau organisasi itu.

    Kepemimpinan mengandung asas – asas pokok yang perlu ada pada diri setiap pemimpin; di organisasi apapun dan pada level manapun dia berada. Dalam pada itu, pemimpin formal di dalam organisasi (menurut struktur organisasi), secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam 3 tingkatan, yaitu : manajer puncak (top manager), manager menengah (middle manager), dan manajer tingkat bawah (lower manager). Ketiga tingkatan manajer ini, karena masing – masing berfungsi sebagai pemimpin formal, mutlak perlu memiliki kepemimpinan.

    2.ugas dan fungsi utam
    a pemimpin pada zaman mana pun ia
    beperan adalah memberikan jawaban
    secara
    arief, efektif, dan produktif
    atas
    berbagai tantangan dan permasalahan
    yang dihadapi zama
    nnya. Hal tersebut
    dilakukan bersama-sama dengan
    orang-orang yang dipimpinnya;
    sesuai
    dengan
    posisi dan peran masing-masing da
    ri dan dalam organisasi yang
    dipimpinnya,
    serta dengan
    nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban
    yang
    menghikmati kehidupan masyarakat
    bangsa bahkan bangsa-bangsa.
    Kompetensi dan kualifikasi
    kepemimpinan yang tersirat dalam tugas dan fungsi
    pemimpin tersebut pada hakikinya berl
    aku pada setiap zaman. Sebab itu, pada
    dasarnya kepemimpinan Abad 21 juga
    harus dapat memberikan jawaban
    secara
    arief, efektif, dan produktif
    atas berbagai tantangan dan permasalahan
    yang dihadapi organisasi
    yang dipimpinnya dalam er
    a Abad 21. Untuk dapat
    berperan seperti itu, maka kepemi
    mpinan Abad 21
    harus memiliki
    kompetensi
    dan karakteristik
    yang terkandung dalam pengertian
    arief, efektif,
    dan
    produktif
    dihubungkan dengan berbagai
    tantangan internal dan eksternal dari
    organisasi yang dipimpinnya
    .

    BalasHapus